KOMPAS.com - Meski berat, Sunardi harus mengikhlaskan anaknya yang meninggal dalam Diklatsar Pra Gladi Patria XXXVI Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa (Menwa) Universitas Sebelas Maret (UNS), Minggu (24/10/2021).
Ditemui di kediamannya, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dia mengaku tidak menuntut apa-apa, kecuali rasa ingin tahu tentang penyebab detail meninggalnya Gilang Endi Saputra (21).
"Saya dan keluarga tidak untuk menuntut atau apa. Hanya ingin mengetahui apa yang sebenarnya menyebabkan anak saya Gilang sampai meninggal," ujar Sunardi.
Baca juga: Rektor UNS Minta Maaf Atas Meninggalnya Gilang Endi Saat Diklat Menwa
Sambil menunduk, Sunardi meminta agar kejadian yang menimpa putranya menjadi yang terakhir.
"Kami mohon aparat terkait untuk diusut seadil-adilnya, nantinya tidak ada Gilang Gilang berikutnya," kata Sunardi.
Sunardi mengaku tidak menyangka anaknya berniat mengikuti Korps Mahasiswa Siaga atau Menwa, sebab Gilang pernah mengatakan keinginannya ikut BEM.
"Kok tahu-tahu mau ikut Menwa," kata dia.
Sebelumnya, sang ibu juga pernah mengarahkan Gilang untuk menjadi anggota TNI, namun tidak berminat.
Sunardi sendiri adalah seorang purnawirawan TNI.
"Setelah jadi mahasiswa kok malah pengin masuk ke Menwa, tapi kalau namanya sudah takdir Allah mau bagaimana lagi," kata dia.
Sunardi mengungkap ibunya sempat tidak merestui Gilang ikut kegiatan Menwa karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Keluarga tidak pernah menyangka akan terjadi seperti ini. Tidak sama sekali. Siapa yang punya harapan anaknya untuk seperti itu," tambah Sunardi.
Baca juga: Gilang Endi Tewas Dianiaya, 2 Panitia Diklatsar Menwa Jadi Tersangka, Rektor UNS Solo Minta Maaf