Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli soal Lubang Besar di Danau Matano

Kompas.com - 05/11/2021, 22:51 WIB
Hendra Cipto,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Kepala Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Eng Ir Adi Maulana mengungkapkan, lubang besar di Danau Matano terjadi akibat pergeseran sesar aktif.

Menurut dia, lubang pada Danau Matano terbentuk karena adanya patahan.

“Memang ada lubang dari dulu di Danau Matano. Danau Matano itu adalah sebuah lubang besar dan dia terbetuk dari sesar atau patahan yang disebut Matano. Sehingga Lubang Matano itu disebut oleh masyarakat sebagai Danau Matano,” kata Adi Maulana kepada wartawan, Jumat (5/11/2021).

Baca juga: BPBD Luwu Timur Ungkap Adanya Lubang Besar di Danau Matano

Adi Maulana mengungkapkan, jika telah diberitahukan tentang adanya lubang di Danau Matano.

“Jadi dia bergeser sambil bergeser dia bergerak, bagian tengah nanti membentuk lubang besar. Kemarin saya juga diberitahu bahwa ditemukan lubang besar, mungkin baru saja diketahui. Bahwa Danau Matano dari dulu memang ada lubang besar. Baru mungkin dideteksi, bahwa di sana ada celah-celah lubang besar. Padahal dari dulu memang lubang besar dan sampai sekarang terus bertambah,” terangnya.

Karena Matano adalah sesar aktif, kata Adi Maulana, sampai sekarang masih bergerak dan akan terus membesar.

Terkait kedalaman sesar matano adalah hampir mencapai 300 meter. Mengenai luasnya seperti apa, dia mengaku belum melakukan pengukuran.

“Karena harus pake metode batimetri, metode geofisika. Klo dari peta bisa diukur,” tandasnya.

Adi Maulana menegaskan, tidak ada dampak signifikan yang ditimbulkan oleh lubang di Danau Matano. Sebab, lubang tersebut terbentuk secara natural.

Baca juga: Mengenal Danau Matano, Danau Terdalam di Asia Tenggara dan Cerita Goa Tengkorak

Namun, yang dapat menjadi petunjuk Danau Matano terbentuk dari patahan aktif sampai sekarang.

“Patahan itu bertanggung jawab soal gempa di Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya. Pergerakan membutuhkan banyak waktu lama. Kalau memengaruhi, ya akan memengaruhi karena kita hitung rata-rata pergerakan Matano 1 tahun berapa milimeter,” jelasnya.

Saat ditanya tentang Sesar Matano, Adi Maulana menjelaskan perpanjangan dari Sesar Palu Koro.

Dia berarah timur laut ke tenggara melewati pertama sebagian Sulawesi Tengah.

Kemudian memotong menuju arah tenggara memotong Sulawesi Tengah, masuk Sulawesi Selatan di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, lalu ke Luwu Timur .

“Sesar itu terus tembus, ada yang menuju ke Teluk Bone dan ada yang menuju Sulawesi Tenggara dan bentuk sesar lain. Di situ ada Sesar Lawanopo sampai masuk ke Laut Banda. Secara regional, sesar yang besar terbentuk dari desakan arah timur Lempeng Mikrokontinen dari Australia yang terus bergerak dari arah barat. Kemudian dari arah barat pulau Sulawesi tertahan oleh Lempeng Eurasia. Karena ada 2 lempeng ketemu, maka bentuk pergeseran berarah timur laut tenggara yang belah Sulsel dan Palu yang bentuk Palu Koro,” papar Adi Maulana.

Dia menambahkan, Sesar Matano sangat aktif hingga sering terjadi gempa dengan skala kecil.

Namun, Sesar Matano pernah mengalami gempa hingga magnitudo 7.

“Tapi lebih bagus sering terjadi gempa kecil, karena mengeluarkan energi dari dalam bumi secara perlahan-lahan. Tapi untuk terjadinya likuifaksi seperti terjadi pada Sesar Palu Koro kecil kemungkinan, karena Sesar Matano terbuat dari bebatuan-batuan yang padat,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com