Wali Kota Santoso Ungkap Kunci Keberhasilan Penanganan Pandemi Covid-19 di Blitar

BLITAR, KOMPAS.com - Sebelum menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 1, Kota Blitar merupakan salah satu dari sedikit daerah di Jawa Timur yang paling lama bertahan di PPKM level 4.

Namun, memasuki pekan kedua September, penurunan status kedaruratan pandemi Kota Blitar berlangsung cepat.

Pada 4 Oktober, Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah pertama menerapkan PPKM level atau uji coba new normal di Jawa Timur.

Wali Kota Santoso menyebut kunci keberhasilan itu terletak pada kolaborasi yang efektif antara TNI, Polri, dan Pemerintah Kota Blitar dalam wadah Satgas Covid-19 Kota Blitar.

"Fundamental pertama penanganan Covid-19 ada di 3T, yakni tracing, testing, dan treatment. 3T tidak akan berjalan baik tanpa sinergi tiga pilar (TNI, Polri, dan Pemkot)," ujarnya dalam perbincangan dengan Kompas.com, Kamis (4/11/2021).

Ketika satu kasus konfirmasi positif Covid-19 ditemukan, kata Santoso, tim tracing harus menemukan sekitar 14 orang dalam daftar kontak erat yang selanjutnya harus menjalani tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Baca juga: Wali Kota Blitar Yakin Wilayahnya Terhindar dari Gelombang Ketiga Covid-19, jika...

"Membujuk 14 orang untuk melakukan tes itu tidak mudah karena masih banyak warga yang takut dan lain sebagainya jika ketahuan positif Covid-19," ujarnya.

Jika Satgas mengetes sepuluh orang dari setiap satu kasus konfirmasi, berarti Pemkot Blitar telah mengetes 69.990 warga dari 6.999 kasus positif Covid-19 di Kota Blitar. Jumlah itu hampir separuh dari populasi Kota Blitar sebanyak 150.000 jiwa.

Belum lagi kegiatan testing menggunakan metode tes cepat antigen yang menargetkan 100 orang dengan hasil negatif setiap hari. Mungkin banyak warga Kota Blitar yang harus menjalani pengambilan sampel spesimen melalui lubang hidungnya lebih dari sekali sejak pandemi karena target testing tersebut.

Tidak heran juga bahwa jumlah akumulasi kasus konfirmasi Kota Blitar mencapai 4,66 persen dari total populasinya. Dibandingkan Kabupaten Blitar, misalnya, akumulasi kasus konfirmasi per Kamis kemarin 10.888 atau hanya 0,83 persen dari total populasi sebanyak sekitar 1,3 juta jiwa.

"Tracing dan testing ini memutus sumber penyebaran. Kalau kita hanya menangani orang yang sakit di hilir ya tidak akan habis. Makanya kontak erat harus ditemukan dan testing acak (antigen) juga dilakukan," jelasnya.