Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Suprihatin, TKW yang Meninggal di Taiwan, Jenazah Belum Dipulangkan karena Pandemi dan Masalah Asuransi

Kompas.com - 03/11/2021, 17:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.cm – Suprihatin (44), pekerja migran asal Ponorogo, Jawa Timur meninggal dunia di rumah sakit Taiwan pada Jumat (17/9/2021) karena sakit.

Namun setelah 1, 5 bulan berlalu, jenazah Suprihatin belum dipulangkan ke Tanah Air karena masih menunggu jadwal penerbangan pesawat kargo.

Tak hanya itu, penyebab lain yang membuat jenazah Suprihatin belum dipulangkan ke Indonesia diduga karena tidak adanya asuransi yang menutup biaya perawatan kesehatan dan pemulangan jenazah.

Baca juga: Jenazah TKW Terkatung-katung 1,5 Bulan di Taiwan, Anak Kerap Menangis Tengah Malam

Suami dan dua anaknya tinggal di Blitar

Suprihatin adalah perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur. Namun sang suami, Sumanto serta dua anaknya tinggal di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Suprihatin menjadi pekerja migran pembantu rumah tangga di Taiwan sejak tahun 2018 

Dari pernikahannya, Suprihatin memiliki dua anak. Si sulung adalah seorang laki-laki yang duduk di kelas II SMP dan si bungsu masih duduk di bangku kelas 1 SMP.

Saat sang ibu pergi ke Taiwan, si bungsu masih duduk dai bangku kelas V SD.

Baca juga: KRI Tawau Beri Bantuan Hukum kepada TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Kepada Kompas.com, Sumanto bercerita ia mendapatkan kabar kematian istrinya pertama kali dari agensi tenaga kerja Indonesia yang memberangkatkan Suprihatin ke Taiwan.

"Walaupun istri saya itu asal Ponorogo, kami akan menguburkan jenazahnya di Blitar, di rumah kami," kata Sumanto melalui telepon kepada Kompas.com, Rabu (3/11/2021).

Ia mengaku sudah ikhlas dan bisa menerima kepergian sang istri. Namun ia merasa sedih saat melihat dua anaknya yang masih belum bisa menerima kepergian sang ibu.

"Apalagi yang perempuan yang nomor dua itu, sering setiap tengah malam terbangun lalu menangis teringat ibunya," kata Sumanto.

Baca juga: Lilitkan 1 Kg Sabu di Perut, Ini Kisah Sappeami, TKW 6 Anak yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Sempat mengeluh sakit

Selama panic attack berlangsung, gejala fisiknya dapat menumpuk dengan sangat cepat. Gejalanya antara lain sakit kepala seperti akan pingsan, mual atau merasa sakit, berkeringat, dan lainnya.Unsplash/Carolina Heza Selama panic attack berlangsung, gejala fisiknya dapat menumpuk dengan sangat cepat. Gejalanya antara lain sakit kepala seperti akan pingsan, mual atau merasa sakit, berkeringat, dan lainnya.
Sumanto bercerita, sebulan sebelum meninggal dunia, istrinya sempat mengeluh sakit .

Karena kesehatannya terus menurun, ia pun meminta istrinya keluar dari pekerjaannya dan mengurus kepulangannya ke Tanah Air.

Suprihatin pun setuju. Selain sering kelelalahan, Suprihatin juga mengaku jarang mendapatkan curi kerja seperti rekan-rekannya lain yang bekerja di Taiwan.

Dari hasil pemeriksaan, Suprihatin mengalami gangguan tekanan darah dan jantung. Penyakit tersebut ia rasakan setelah bekerja di Taiwan.

Baca juga: Harapan Keluarga TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com