KOMPAS.cm – Suprihatin (44), pekerja migran asal Ponorogo, Jawa Timur meninggal dunia di rumah sakit Taiwan pada Jumat (17/9/2021) karena sakit.
Namun setelah 1, 5 bulan berlalu, jenazah Suprihatin belum dipulangkan ke Tanah Air karena masih menunggu jadwal penerbangan pesawat kargo.
Tak hanya itu, penyebab lain yang membuat jenazah Suprihatin belum dipulangkan ke Indonesia diduga karena tidak adanya asuransi yang menutup biaya perawatan kesehatan dan pemulangan jenazah.
Baca juga: Jenazah TKW Terkatung-katung 1,5 Bulan di Taiwan, Anak Kerap Menangis Tengah Malam
Suprihatin adalah perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur. Namun sang suami, Sumanto serta dua anaknya tinggal di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Suprihatin menjadi pekerja migran pembantu rumah tangga di Taiwan sejak tahun 2018
Dari pernikahannya, Suprihatin memiliki dua anak. Si sulung adalah seorang laki-laki yang duduk di kelas II SMP dan si bungsu masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
Saat sang ibu pergi ke Taiwan, si bungsu masih duduk dai bangku kelas V SD.
Baca juga: KRI Tawau Beri Bantuan Hukum kepada TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia
Kepada Kompas.com, Sumanto bercerita ia mendapatkan kabar kematian istrinya pertama kali dari agensi tenaga kerja Indonesia yang memberangkatkan Suprihatin ke Taiwan.
"Walaupun istri saya itu asal Ponorogo, kami akan menguburkan jenazahnya di Blitar, di rumah kami," kata Sumanto melalui telepon kepada Kompas.com, Rabu (3/11/2021).
Ia mengaku sudah ikhlas dan bisa menerima kepergian sang istri. Namun ia merasa sedih saat melihat dua anaknya yang masih belum bisa menerima kepergian sang ibu.
"Apalagi yang perempuan yang nomor dua itu, sering setiap tengah malam terbangun lalu menangis teringat ibunya," kata Sumanto.
Baca juga: Lilitkan 1 Kg Sabu di Perut, Ini Kisah Sappeami, TKW 6 Anak yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia
Karena kesehatannya terus menurun, ia pun meminta istrinya keluar dari pekerjaannya dan mengurus kepulangannya ke Tanah Air.
Suprihatin pun setuju. Selain sering kelelalahan, Suprihatin juga mengaku jarang mendapatkan curi kerja seperti rekan-rekannya lain yang bekerja di Taiwan.
Dari hasil pemeriksaan, Suprihatin mengalami gangguan tekanan darah dan jantung. Penyakit tersebut ia rasakan setelah bekerja di Taiwan.
Baca juga: Harapan Keluarga TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia