KOMPAS.com - M, otak penembakan Komandan Tim (Dantim) Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI di wilayah Pidie, Aceh, Kapten Inf Abdul Majid (53), mengaku merencanakan perampokan setelah melihat kebiasaan korban membawa banyak uang.
M kemudian mengajak dua rekannya, AF dan D untuk merampok Abdul.
Setelah bersepakat, rencana tersebut kemudian dijalankan. Sang eksekutor AF dipersenjatai SS1-V2 yang berasal dari sisa konflik di Aceh.
Baca juga: 3 Penembak Komandan BAIS TNI di Aceh Ditangkap, Pembunuhan Sudah Direncanakan
M yang telah mengenal Abdul kemudian mengajak korban bertemu di Jalan Lhok Krincong, Gampong Lhok Panah, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Detik-detik Komandan BAIS TNI Tewas Ditembak, Salah Satu Pelaku Kenal Korban dan Rancang Pembunuhan
Sebelum bertemu, M menyampaikan kepada pelaku AF agar menembak mobil yang dikendarai Abdul ketika M keluar dari mobil korban.
AF yang melihat M sudah keluar dari mobil, kemudian menembak pintu sopir hingga menewaskan Abdul.
M kemudian masuk ke dalam mobil dan membawa lari uang sebesar Rp 35 juta.
Keesokan harinya, AF, D, dan M kembali bertemu di ladang D untuk bagi hasil.
Kepada rekannya, M mengaku uang yang dibawa Abdul hanya berjumlah Rp 5 juta.
Uang itu kemudian dibagikan masing-masing untuk AF sebesar Rp 1 juta, D Rp 500.000, dan sisanya M.