Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapolsek di Wonogiri Dirikan Pesantren Gratis untuk Anak Yatim Piatu dan Duafa, Awalnya Prihatin

Kompas.com - 01/11/2021, 07:26 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

 

WONOGIRI, KOMPAS.com - Pagi itu belasan anak duduk bersila rapi menghadap ke bangku di Masjid Umar Bin Khotob di Dusun Ngaliyan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021).

Mereka antre satu per satu untuk mengaji membaca Al Quran di hadapan seorang ustaz yang juga aktif menjabat Kapolsek Eromoko Wonogiri yakni AKP Surono.

Bagi warga Kota Wonogiri, nama AKP Surono bukanlah nama yang asing lagi. Saat menjabat sebagai Kapolsek Kota Wonogiri, perwira Polres Wonogiri ini tak hanya aktif melakukan pelayanan di bidang kepolisian.

Baca juga: Kisah Batik Toeli, Karya Penyandang Tuli yang Tembus Pasar AS Berkat Platform Digital

Nama Surono banyak dikenal warga lantaran aktif berdakwah, mengisi pengajian, dan menjadi khatib di masjid-masjid saat shalat Jumat. Tak hanya itu, ia pun dikenal warga karena banyak membantu anak-anak yatim piatu.

Untuk membantu anak yatim piatu dari kalangan tak mampu, Surono tak hanya sekadar memberikan santunan.

Pria yang lahir di Sukoharjo, 27 Oktober 1975, itu juga mencarikan orangtua asuh yang sanggup membiayai pendidikan dan kebutuhan para anak yatim piatu sejak lima tahun lalu.

Bahkan, orangtua asuh itu tidak hanya berasal dari Indonesia. Melalui jaringannya, Surono mampu mendatangkan program orangtua asuh yatim piatu dari luar negeri, yakni Uni Emirat Arab.

“Totalnya sekarang ada sekitar 160-an anak yatim piatu yang sudah mendapatkan orangtua asuh. Mereka mendapatkan kiriman langsung uang tunai dari orangtua asuh untuk biaya pendidikan dan kebutuhan hidup,” ujar Surono.

Baca juga: Kisah Pilu 2 Bocah Dideportasi Malaysia, Ditinggal Ibu Sejak Kecil, Ayah Meninggal dalam Tahanan Imigrasi

Hanya saja, jumlah yang diterima masing-masing tidak sama. Besar kecilnya bantuan tergantung kesanggupan masing-masing orangtua asuh.

Tak puas dengan program mencarikan orangtua asuh, Surono mulai merintis mendirikan pondok pesantren yang dikhususkan untuk anak-anak yatim dan kaum duafa semenjak menjabat sebagai Kapolsek Wonogiri Kota tahun 2015.

Tekadnya mendirikan pondok pesantren bagi anak yatim piatu dan duafa bukan tanpa alasan.

Adanya anak-anak yang menjadi korban kekerasan hingga pelaku kriminal di Kabupaten Wonogiri menjadi keprihatinan tersendiri bagi AKP Surono. Terlebih lagi, korban dan pelaku itu berasal dari kalangan anak yatim atau piatu.

Agar tak lagi menjadi korban kekerasan dan pelaku kejahatan, Kapolsek Eromoko ini berinisiatif melakukan sesuatu untuk masa depan anak-anak.

Mantan Kapolsek Kota Wonogiri ini memikirkan bagaimana memberikan sentuhan kepada anak-anak agar memiliki akhlak yang bagus sejak dini.

“Kejadian itu menjadi inspirasi bagi saya bahwa anak-anak itu harus disentuh dan mendapatkan pendidikan agama. Sentuhan ini harus dimulai dari segi agamanya. Insya Allah kalau agamanya bagus maka akhlaknya harus bagus,” kata Surono.

Tak hanya itu, pengalamannya bertugas belasan tahun sebagai anggota Polri menunjukkan terjadinya gangguan keamanan dan kriminalitas itu karena masyarakat yang imannya lemah.

Untuk mewujudkan masyarakat beriman, dapat dilakukan dari berbagai sisi, seperti dakwah, tausiah, dan melalui mimbar khotbah sebelum shalat Jumat. Namun, bagi Surono, anak-anak harus lebih diutamakan dibina sejak dini agar ke depan tidak menjadi persoalan bangsa.

Untuk membina anak-anak yatim piatu dan duafa, Surono mendirikan pondok pesantren gratis sejak setahun lalu. Nama pondok pesantren yang didirikan Surono yakni Abdul Rahman Bin Auf.

Di pondok itu, Surono siap menampung anak yatim, piatu, yatim piatu, dan duafa yang ingin mendapatkan pendidikan agama di pesantren.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com