Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Energi Fosil, Desa di Magelang Ubah Limbah Tahu Jadi Biogas

Kompas.com - 29/10/2021, 18:24 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Desa mandiri yang memanfaatkan pada sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan bukan hal yang sulit.

Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah membuktikan bahwa limbah pabrik tahu yang semula merusak lingkungan diubah menjadi biogas.

Ada sekitar 65 Kepala Keluarga (KK) di desa tersebut yang sudah mengurangi penggunaan sumber energi fosil (LPG) dan beralih ke biogas untuk keperluan memasak sehari-hari. 

Salah seorang warga Dusun Sindon, Desa Sambak, Nasi'atul Fitrah (53) mengaku, sudah enam bulan terakhir menggunakan biogas untuk kebutuhan memasak.

Baca juga: Ubah Limbah Tempe Jadi Biogas, Langkah Kecil Jaga Kebersihan Sungai

Dalam sebulan, ia cukup membayar iuran Rp 15.000 kepada pengurus biogas di dusunnya.

"Sudah setengah tahun ini (pakai biogas). Ya lebih ringan (biayanya) dari gas biasa. Sebelumnya kita habis 6-7 tabung sebulan, kalau ditotal bisa sekitar Rp 120.000. Sekarang hanya Rp 15.000 sebulan," ungkap Nasi'atul kepada wartawan, Jumat (29/10/2021).

Menurut dia, penggunaan biogas tidak hanya lebih ekonomis tapi juga ramah lingkungan dan aman.

Api yang hasilkan juga stabil, nyaris sama dengan api yang dihasilkan dari elpiji.

Kepala Desa Sambak, Dahlan (55) menjelaskan, inovasi energi ini berawal dari keprihatinan melihat limbah cair yang dihasilkan pabrik-pabrik tahu di desanya.

Ada sekitar 14 pabrik tahu yang berdiri di desa berudara sejuk di kaki Gunung Sumbing itu.

Limbah itu dibuang begitu saja sehingga mencemari sungai, merusak tanah, tanaman, bahkan tidak sedikit hewan peliharaan yang mati akibat minum air atau makan tumbuhan yang tercemar limbah.

"Kami merasa, tergugah untuk ikut menjaga kelestarian alam. Dengan limbah yang tidak dikelola ini jelas akan mencemari lingkungan, merusak tanah, hewan-hewan peliharaan pada mati, tanaman juga tidak bisa keluar dengan maksimal. Dengan dikelolanya limbah menjadi biogas ini, air keluar sudah netral," ungkap pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu.

Baca juga: Ampas Tahu Disulap Jadi Nata de Soya hingga Pupuk Cair dan Biogas

Dahlan mengungkapkan, inisiasi ini bermula sejak tahun 2014 silam. Saat itu pihaknya mengirimkan proposal untuk pengadaan Digester (unit pengolah biogas) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah.

Setelah terealisasi pada 2015, digester sudah bisa digunakan untuk mengolah limbah menjadi biogas dan saat itu baru 17 KK yang memanfaatkan biogas itu.

Sedangkan, IPAL digunakan untuk mengelola limbah cair pabrik tahu menjadi netral sehingga aman ketika dibuang ke lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com