Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli Pastikan Ada Sianida di Sate Kiriman Nani

Kompas.com - 25/10/2021, 20:52 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Sidang lanjutan kasus sate sianida dengan terdakwa Nani Aprilliani Nurjaman (25) kembali digelar di ruang sidang 1 Cakra, Pengadilan Negeri (PN) Bantul, DI Yogyakarta, Senin (25/10/2021).

Sidang menghadirkan tiga saksi ahli yang didatangkan oleh jaksa penuntut umum (JPU).

Dalam sidang dengan Hakim Ketua Aminuddin ini dihadirkan tiga saksi ahli yaitu Hari Waluyo dari Balai Labotatorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta serta dr Tyas Pramitasari dan dr Diana dari RS Kota Yogyakarta.

Dalam sidang, Hari mengatakan, sampel makanan berisi sate dan snack dikirim oleh Dinas Kesehatan Bantul ke Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta.

Baca juga: Nani, Pengirim Sate Sianida: Mulut Manismu Beracun, Terima Kasih

Total ada 6 sampel makanan yang diperiksa, termasuk snack pastel yang tidak dimakan oleh korban.

Dari 6 sampel ini untuk semua parameter fosfor negatif. Fosfor itu biasa ada pada pupuk.

Hari mengatakan, hasil pemeriksaan, ada 2 sampel yang mengandung sianida yaitu sampel sate lontong bumbu campur dan bumbu sate.

"Sampel sate lontong bumbu campur mengandung sianida positif. Bumbu sate sianidanya positif, sate tanpa bumbu sianidanya negatif," kata Hari dalam kesaksiannya Senin.

Dijelaskannya, pihaknya memastikan kandungan sianida hanya dari sampel saja. Untuk menentukan seberapa banyak kadar sianida membutuhkan pemeriksaan lanjutan.

"Dengan kadar tinggi karena bau menyengat dan sebagainya. Tapi kita pedomannya dari pemeriksaan bukan baunya," kata Hari.

Dikatakannya, sianida jika dikonsumsi menyebabkan keracunan dan mengakibatkan orang yang mengkonsumsi terhambat dalam penyerapan oksigen.

"Kalau dalam dosis tinggi dalam beberapa menit sampai jam bisa menimbulkan kematian," ucap Hari.

Sementara dr Tyas Pramitasari mengatakan, pihaknya menangani Naba Faiz (10) anak pengemudi ojol di Bantul.

Saat itu Naba dibawa orangtuanya dalam keadaan tidak sadar, napas tersengal-sengal, dan ada busa di sekitar mulutnya, ke IGD RS Kota Yogya pada 25 April 2021 pada pukul 17.59 WIB.

"Sempat respirasi jantung dan paru. Nadi lehernya saat datang sudah lemah. Kaki dan tangan nadi tidak terasa," kata Tyas.

Baca juga: Cinta di Balik Sate Sianida, Aiptu Tomi Mengaku Pacaran dengan Nani tetapi Nikahi Wanita Lain

Upaya medis dilakukan oleh namun pada pukul 18.47 WIB atau 48 menit dari perawatan, Naba meninggal dunia. Menurut Tyas, penyebab lemahnya napas artinya tidak ada sirkulasi yang baik untuk pernapasannya.

"Penyebabnya kekurangan oksigen kegagalan sirkulasi juga bisa," katanya.

Dikatakannya, penyebab gagal napas sendiri ada dua yaitu bisa karena mekanik atau kimia dan karena infeksi berat. Adapun tanda fisik seperti mulut berbusa, mulut kebiru-biruan dan kuku tangan serta kuku kaki juga kebiru-biruan merupakan mati lemas kekurangan oksigen adalah karena mekanis atau kimia.

"Pertama mekanis contohnya sumbatan jalan napas. Kimia adalah menelan atau menghirup zat kimia," kata Tyas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com