YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dari 15 Oktober hingga 21 Oktober 2021 ada 60 kali guguran lava di Gunung Merapi.
Guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Selama periode itu Gunung Merapi juga mengalami dua kali awan panas guguran.
"Estimasi jarak luncur maksimal 2.500 meter ke arah barat daya. Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di wilayah Kecamatan Selo," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Lokasi Pencarian Warga Sleman yang Hilang Setelah Pamit Naik Gunung Merapi Diperluas
Hanik Humaida menyampaikan tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
Volume kubah lava barat daya sebesar 1.609.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," tuturnya.
Deformasi Gunung Merapi pada pekan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Hanik Humaida mengungkapkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tandasnya.
Baca juga: Tutup 14 Tambang Ilegal di Lereng Merapi, Sultan HB X Bertitah: Gunung Harus Kembali ke Gunung
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor tenggara–barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.