"Seorang pemimpin adalah orang yang mengetahui jalan, melewati jalan tersebut, dan menunjukkan jalan itu untuk orang lain." - John C. Mazwell
KEPEMIMPINAN anak-anak muda di tingkat lokal sebagai produk pemilihan kepala daerah (Pilkada) lalu sangat menjanjikan. Mereka boleh dibilang suskses untuk sementara ini di sejumlah daerah.
Pilkada 2020 kemarin menjadi Pilkada terakhir yang dilakukan secara sporadis. Pilkada mendatang akan dilakukan serentak di 2024.
Selama ini fokus perhatian publik untuk pemimpin lokal yang milenial hanya di sekitar putra dan menantu Presiden Joko Widodo yakni Walikota Solo Gibran Rakabumi Raka dan Walikota Medan Bobby Nasution.
Sosok mereka berdua menjadi pusat perhatian media. Selain masih terkait “Istana”, juga kerena sepak terjang mereka dalam mengurus birokrasi dan warga terlihat sangat atraktif.
Padahal Pilkada kemarin juga melahirkan kepala daerah lain yang berusia muda. Pola leadership mereka menjanjikan. Inovasi dan gebrakannya dalam membangkitkan semangat warga pasca-pandemi Covid-19 sejak 1,5 tahun terakhir ini layak mendapat apresiasi.
Luwu Utara, Sulawesi Selatan memliki Indah Putri Indriani yang begitu sigap dalam membantu kesusahan warganya.
Landak, Kalimantan Barat mempunyai Karolin Margret Natasa yang berhasil mengubah etos warga untuk produktif.
Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki Ipuk Fiestiandani yang sukses meneruskan keberhasilan beragam terobosan birokras.
Kendal, Jawa Tengah, punya Dico Ganinduto yang tengah melesat.
Kendal yang berada di poros utama jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) serta dilintasi Jalur Tol Trans Jawa, kini tidak lagi sekadar menjadi daerah perlintasan semata.
Kendal adalah salah satu dari 35 kabupaten dan kota yang berada di dalam wilayah Jawa Tengah.
Dibanding daerah-daerah lain di Jawa Tengah, Kendal memiliki wilayah geografis yang komplet. Dataran tinggi dan rendah punya, pantai pun ada.
Saya pernah dua kali memimpin tim survei di Kendal sebelum Pilkada 2020 kemarin sehingga berkesempatan hampir selama sebulan penuh berkeliling dan menetap di sejumlah kecamatan di wilayah Kendal.
Di luar waktu itu, saya kerap bertandang keliling Kendal untuk mencari inspirasi tulisan. Boja yang berhawa sejuk, kuliner Sukorejo yang dasyat, Kaliwungu yang rindang hutan jatinya atau Patean yang sohor dengan agrowisatanya, semuanya pernah saya sambangi.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, saya membatin, Kendal pasti akan menjadi kabupaten yang luar biasa jika memiliki pemimpin visioner seperti Abdullah Azwar Anas yang berhasil mengubah Banyuwangi.
Selama beberapa dekade, Kendal terjerembab dalam pusaran rasuah para pemimpinnya. Kalau tidak bupati, kepala dinas bahkan kepala desa ikut menggangsir uang rakyat.
Bupati Hendy Boedoro (2000-2008) terjerat kasus korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.