Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hari Ekskavasi Sendang Kuncen Madiun, BPCB Jatim Tak Kunjung Temukan Sumber Mata Air

Kompas.com - 13/10/2021, 20:19 WIB
Muhlis Al Alawi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MADIUN, KOMPAS.com,- Usai tiga hari menggali Sendang Kuncen, Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur belum juga menemukan sumber mata air kuno yang terhubung dengan masjid dan makam kuno di Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

Pamong Budaya BPCB Jatim, Pahadi yang ditemui Kompas.com di lokasi ekskavasi mengatakan, tim sudah menggali sedalam enam meter.

Baca juga: Ekskavasi Tahap Dua, BPCB Jatim Lakukan Pencarian Sumber Mata Air Sendang Kuncen

"Kita sudah melakukan ekskavasi enam meter di sisi timur dari hasil tahap pertama, sebenarnya sudah melebihi target. Harapan kita empat meter sudah menemukan saluran sumber air utamanya. Namun kita perdalam tujuh meter belum menemukan semburan air sebagai saluran utama pengisi Sendang Kuncen,” ujar Pahadi, Rabu (13/10/2021).

Berdasarkan fakta itu, Pahadi menyimpulkan bahwa air yang masuk ke Sendang Kuncen merupakan air rembesan tanah.

Hal itu juga didukung dari dua sumur gali tradisional yang jaraknya sekitar 500 meter dari titik penggalian.

“Dari sumur itu terlihat kedalaman lima meter sudah terlihat permukaan airnya,” kata Pahadi.

Sementara posisi sendang permukaan tanahnya lebih rendah dibanding permukiman. 

Dengan demikian, dapat diasumsikan pasokan air sendang itu berasal dari rembesan air tanah.

Baca juga: Teka-teki Sumber Mata Air Sendang Kuncen yang Ditelusuri BPCB Jatim, Disebut sebagai Tempat Prabu Brawijaya Membuat Keris

Padahal biasanya sendang kuno yang ditemukan memiliki semburan air dari lorong air tersendiri sebagai sumbernya yang mengarah ke bilik sendang.

“Saluran utama itu yang sebenarnya kita harapkan temui. Karena berdasarkan keterangan warga, di sendang tersebut memang ada mata air pokok yang pada tahun 1984 dulu ditutup menggunakan ijuk. Namun sampai sekarang belum temukan penutup saluran itu,” ujar Pahadi.

Terhadap temuan itu, Pahadi akan melaporkan hasil penggalian tim selama tiga hari ke Pemkot Madiun.

Apabila temuan dianggap cukup, maka revitalisasi Sendang Kuncen bisa dijadikan alternatif dengan membuat sumur atau sumber air yang baru.

Keberadaan sumur atau sumber air baru itu dapat dikelola untuk mengairi bangunan sendang yang dipersiapkan untuk destinasi wisata religi dan budaya.

Baca juga: BPCB Jatim Survei Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Belakang Rumah Sakit Kota Blitar

Diberitakan sebelumnya, tim BPCB Jawa Timur melakukan ekskavasi tahap kedua untuk mencari sumber mata air Sendang Kuncen, Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (11/10/2021).

Penggalian di titik sumber mata air sendang tak jauh dari situs masjid dan makam kuno kuncen.

Pahadi mengatakan, penggalian sumber mata air Sendang Kuncen penting karena masih terhubung dengan situs cagar budaya makam kuno dan Masjid Kuno Kuncen.

Dengan demikian, keberadaan sendang itu akan menyempurnakan nilai historis situs cagar budaya di Kuncen usai penemuan jejak mata air pada ekskavasi pertama. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com