LAMPUNG, KOMPAS.com – Senyum Sutjiati Kelanaritma Narendra mengembang setiap kali ditanya, “Indonesia atau Amerika”.
Dara berusia 17 tahun ini menjawab dengan nada yang bulat.
Baca juga: Raih Emas PON Papua, Atlet Paramotor Aceh: Sungguh Tidak Menyangka
"Sudah tentu, Indonesia," kata gadis yang akrab dipanggil Sutji ini saat ditemui di kediamannya, di Lampung, Selasa (12/10/2021) siang.
Baca juga: 5 Kontingen PON XX Papua 2021 Asal Kalbar Positif Covid-19, 2 Diisolasi di Merauke
Gadis berambut ikal panjang dan bertubuh semampai ini menjadi buah pembicaraan di media sosial setelah sepak terjangnya di PON XX Papua menorehkan prestasi dua emas dan satu perak pada cabang olahraga (cabor) senam ritmik.
Di PON yang baru pertama kali diikutinya itu, Sutji yang mewakili Provinsi Lampung meraih dua emas di nomor peralatan bola dan sempay (pita) serta satu perak di nomor all around.
Selain karena prestasinya, putri pertama pasangan Indonesia-Amerika, Andy Narendra dan Christine ini juga menjadi sorotan publik karena lebih memilih melepas tim nasional (timnas) senam Amerika Serikat untuk membela Indonesia sejak 2019.
Sutji yang lahir di New York ini mengaku tidak menyangka dukungan yang mengalir kepadanya sangat deras.
"Dukungannya sangat beda (dengan di Amerika), di sini luar biasa. Doa dan dukungan dari masyarakat. Sutji sangat terharu," kata Sutji.
Karena itu, setiap kali ditanya apakah dia menyesal melepas kesempatan memperkuat timnas junior senam Amerika, dengan lugas dara ini menjawab, "Tidak ada kekecewaan atau penyesalan. Sutji malah kaget bisa seperti ini di sini. Sutji bangga menjadi orang Indonesia".
Meski sudah menorehkan prestasi yang mentereng, Sutji mengaku belum puas dan ingin menggapai prestasi lebih tinggi.
"Target selanjutnya adalah Sea Games. Nanti kita persiapan ke Bulgaria mencari elemen baru untuk Sea Games," kata Sutji.
Sutji mengenal senam sejak kecil
Ayaha Sutji, Andy Narendra mengungkapkan, putri sulungnya itu telah mengenal dunia senam sejak usia 8,5 tahun saat tinggal di Amerika.
Melihat minat Sutji yang tinggi terhadap dunia senam, Andy dan istrinya, Christine, mulai mengarahkan Sutji mendalami senam di sebuah gimnasium di New York.
Begitu juga dengan pola hidup atlet profesional mulai diterapkan.