SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Jawa Tengah tercatat tidak ada kasus kematian akibat Covid-19 selama sepekan pada Oktober 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menyebutkan, terdapat 14 daerah di Jawa Tengah yang tercatat tidak ada kasus kematian akibat Covid-19.
"Selama sepekan tercatat nol kematian (Covid-19) di Jateng pada minggu ke-40, yakni 4 hingga 10 Oktober 2021," jelas Yuli di kantor Gubernur Jateng, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Wapres: 5 Kabupaten di Jawa Tengah Jadi Prioritas Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Yulianto mengatakan, tidak adanya kasus kematian karena Covid-19 karena jumlah kasus menurun di beberapa daerah di Jawa Tengah.
"Kasusnya memang sedikit, tingkat penularan juga rendah karena kebanyakan orang tanpa gejala. Orang yang dirawat juga rendah," kata Yulianto.
Adapun 14 daerah yang tidak ada kasus kematian Covid-19 di Jawa Tengah selama sepekan, yaitu Batang, Blora, Boyolali, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kendal, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kota Tegal, Kudus, Kabupaten Pekalongan, dan Temanggung.
Sementara itu, daerah dengan jumlah kematian karena Covid-19 sebanyak 1 kasus dalam sepekan ada di Banjarnegara, Brebes, Demak, Pati, Pemalang, Purworejo, Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegal, dan Wonosobo.
"Kalau dianalisis kematian akibat Covid-19 dialami mayoritas oleh lansia dan pra lansia. Selain itu, juga memiliki komorbid dan belum divaksin," ucap Yulianto.
Baca juga: Hadapi Kuliah Tatap Muka, 26.000 Mahasiswa di Jawa Tengah Divaksin Serentak
Untuk itu, pihaknya terus mendorong upaya percepatan vaksinasi terutama di sejumlah daerah yang capaiannya masih rendah.
"Memang tidak semua faktornya karena ketersediaan vaksin, tapi juga kecepatan teman-teman. Jadi 35 kabupaten kota tidak sama ada disparitas tentang kecepatan itu. Maka, kita dorong supaya yang masih rendah tapi sisa vaksinnya masih itu ya melakukan percepatan secara simultan berbasis desa," jelas Yulianto.
Menurutnya, apabila vaksinasi di setiap desa bisa dilakukan secara bersama-sama di setiap wilayah maka capaian vaksinasi dapat terpenuhi.
"Jadi kalau semua desa bareng ada tim-tim dari desa nanti akan cepat sekali. Kalau mengandalkan sentra tidak mungkin karena hanya satu titik, apalagi di kota, itu cepat hanya di situ, tapi cakupan keseluruhan enggak akan bisa cepat," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.