KOMPAS.com - Susanti Ndapataka, atlet muaythai asal Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil meraih medali emas dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Kemampuan Susanti dalam berlaga di arena, diasah dari rumah sederhananya di Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.
Ia kerap berlatih di halaman rumahnya.
Tidak ada peralatan mewah yang dipakai Susanti untuk mengasah kemampuan. Malahan, ia menggunakan alat-alat sederhana.
Dia menggunakan samsak yang digantung di pohon. Lalu, ban bekas yang ditancapkan di pohon. Sarung tinjunya pun bekas.
"Alat yang saya pakai ini juga seadanya. Satu sarung tinju bekas ini sebenarnya saya sudah mau buang, tapi pelatih saya bilang pakai saja," ucapnya, Sabtu (9/10/2021).
Meski peralatan yang dipakainya berlatih terbilang seadanya, Susanti justru mampu berprestasi.
Sebelum meraih medali emas PON Papua, Susanti kerap berjaya di sejumlah ajang muaythai tingkat nasional.
Dia pernah menjadi juara nasional di Bogor tahun 2017.
Setahun setelahnya, Susanti menjadi juara nasional tarung bebas Indonesia 2018, sekaligus meraih atlet terbaik putri.
Selanjutnya, Susanti tampil sebagai juara pra-PON di dua zona sekaligus, yaitu di zona Indonesia tengah dan timur, serta memperoleh medali perak Kejuaraan Nasional di Kendari 2021.
"Aslinya pada perlombaan Kejurnas di Kendari itu dia dapat medali emas karena keputusan yang kontroversial, dan yang terakhir dia meraih medali emas di PON Papua," ujar pelatih Susanti, Angga Silitonga.
Baca juga: Raih Medali Emas PON Papua, Atlet Muaythai Pulang ke NTT Dijemput Mobil Pikap, Ini Ceritanya