Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Guru Honorer TK Dibayar Rp 100.000 Per Bulan, Menteri Nadiem: Menyakitkan Hati Saya

Kompas.com - 08/10/2021, 14:54 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku tersentuh saat tahu ada guru honorer TK yang menerima gaji Rp 100.00 per bulan.

Perasaan tersebut ia sampaikan sesaat setelah bertemu dengan Asmawarni Yanti (45), guru honorer TK Negeri Pembina Pedesaan Jonggat, Lombok Tengah pada Kamis (7/10/2021).

Menurut Nadiem saat Asmawarni menangis kepadannya, rekan-rekan sesama guru dan anak muridnya juga ikut menangis di hadapan Nadiem.

Baca juga: Peluk Menteri Nadiem, Yanti Guru Honorer TK Menangis: Angkat Kami, Mas Menteri...

"Sampai anak kecilnya mulai nangis, dan itu satu episode yang cukup menyedihkan, mereka bilang kadang-kadang di gaji Rp 100.000 sebulan, dan itu menyakitkan hati saya sekali," kata Nadiem.

Ia mengatakan salah satu solusi untuk para guru honorer adalah melaluiPegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Untuk itu ia meminta agar kepala daerah meyediakan PPK untuk formasi guru honorer di TK agar mendapatkan kesempatan yang sama.

"Mohon kepala daerah, kepala dinas untuk mengisi formasi mereka, karena mereka bisa menjadi PPPK, jad guru-guru TK itu yang masih honorer tolong dimaksukan sebagai formasi PPPK untuk memberikan mereka kesempatan," kata Nadiem.

Baca juga: Saat Guru Honorer TK Menangis Dihadapan Menteri Nadiem, Minta Kesejahteraan

Menangis minta kesejahteraan

saat Mendikbudristek Nadiem Makarim mengunjungi salah satu TK Negeri di Lombok Tengah yang berada di JonggatKOMPAS.COM/IDHAM KHALID saat Mendikbudristek Nadiem Makarim mengunjungi salah satu TK Negeri di Lombok Tengah yang berada di Jonggat
Yanti, guru honorer yang ditemui nadiem mengajar di TK Pembina Pedesaan Jonggat, Lombok Tengah.

Ia sudah 18 tahun mengajar dan hanya mendapatkan honor Rp 100.000 per bulan.

"Saya terharu bahagia bisa langsung tatap muka dengan Mas Menteri, saya bilang angkat kami (jadi pegawai) Mas Menteri," kata Yanti saat menceritakan ulang pertemuannya dengan Nadiem.

Selain menjadi guru honorer, ia bekerja sebagai petani bersama suaminya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Cerita Guru Sukardi Bikin Terharu Menteri Nadiem, Bertemu Mantan Murid yang Sudah Jadi Kepala Sekolah

"Sudah 18 tahun mengabdi, honor hanya Rp 100.000 sekarang, terus pulang pergi pakai motor sekitar 20 kilometer lebih," kata Yanti.

Ia berharap suatu saat bisa menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Tidak cukup kalau segitu (gaji) kami siasati dengan bertani Juga, semoga ada kebijakan ke depan yang bisa kami diangkat menjadi PNS," kata Yanti.

Baca juga: Pengabdian Sukardi dan Yanti, Guru Honorer yang Didatangi Mendikbud Nadiem, Gaji Rp 100.000 tapi Tetap Bertekad Mengajar

Kendati mempunyai gaji yang sedikit, ia tidak berkecil hati dan tekad untuk mengajar anak-anak sangat tinggi.

"Niat saya dari awal ngajar, mendidik, walaupun gaji tak seberapa, saya tidak pernah berpikir untuk berhenti, saya yakin Tuhan pasti membalas usaha kita," kata Yanti.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idham Khalid | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com