LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Asmawarni Yanti (45), dan teman-temannya mengajar sebagai guru honor di TK Negeri Pembina Pedesaan, Jonggat, Lombok Tengah, tak kuasa menahan tangis haru saat sekolahnya didatangi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Kamis (7/10/2021).
Saat berhadapan dengan Nadiem, Yanti terlihat memeluk Nadiem sambil meminta agar mendapatkan kesejahteraan.
"Saya terharu bahagia bisa langsung tatap muka dengan Mas Menteri, saya bilang angkat kami (jadi pegawai) Mas Menteri," kata Yanti, sambil terharu, menuturkan ulang kisahnya bertemu Nadiem.
Yanti menuturkan, ia sudah belasan tahun mengabdi menjadi tenaga guru honorer, dengan gaji yang jauh dari kata sejahtera yakni senilai Rp 100.000.
Baca juga: Kampung Narkoba Surabaya, Digerebek 450 Petugas, Bocor karena Ada Alarm Bunyi sebagai Tanda
"Sudah 18 tahun mengabdi, honor hanya Rp 100.000 sekarang, terus pulang pergi pakai motor sekitar 20 kilometer lebih," kata Yanti.
Yanti mengatakan, selain menjadi guru honorer untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, ia bersama suami menjadi petani.
Ia berharap, suatu saat nanti bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Tidak cukup kalau segitu (gaji) kami siasati dengan bertani Juga, semoga ada kebijakan ke depan yang bisa kami diangkat menjadi PNS," kata Yanti.
Kendati mempunyai gaji yang sedikit, ia tidak berkecil hati, tekad untuk mengajar anak-anak sangat tinggi.
"Niat saya dari awal ngajar, mendidik, walaupun gaji tak seberapa, saya tidak pernah berpikir untuk berhenti, saya yakin Tuhan pasti membalas usaha kita," kata Yanti.