Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Petani Tewas, 7 Orang Jadi Tersangka, 1 di Antaranya Anggota DPRD

Kompas.com - 07/10/2021, 10:05 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Bentrok terjadi antara dua kelompok massa di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Jawa Barat, Senin (4/10/2021) sekitar pukul 10.15 WIB.

Bentrokan itu diduga dari kelompok kemitraan PG Jatitujuh dengan kelompok Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis).

Akibat bentrokan tersebut, dua orang petani tewas yakni atas nama Suhendar, warga Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Baca juga: Bentrok Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Tewas, Saksi: Saat Itu Seperti Perang, Kami Diserang, Semua Pekerja Berlarian...

Kemudian, Yayan, warga Desa Jatiraga dari Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

"Itu konflik yang sudah berlangsung lama. Perselisihan lahan menjadi faktor kelompok tani tersebut konflik," kata Camat Jatitujuh Ilkin Asikin, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.

Kata Ilkin, dua korban tewas dalam bentrok itu adalah warganya.

"Ya benar, ada warga kami yang menjadi korban," ujarnya.

Baca juga: Bentrok Dua Kelompok Tani di Lahan Tebu Majalengka, 2 Warga Tewas, Camat Jatitujuh: Gara-gara Perselisihan Lahan

Hal senada pun dikatakan Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar yang mengatakan, sengketa lahan PT Pabrik Gula Jatitujuh di perbatasan Majalengka-Indramayu tersebut sudah berlangsung lama. Namun, ia menyayangkan terjadinya bentrokan tersebut.

Kata Nani, dua kelompok yang bentrok tersebut, di antaranya ada yang tidak puas saat dilakukan mediasi, dan puncaknya melakukan tindakan kriminal dengan menyerang petani yang menggarap lahan sengketa tersebut pada Senin (4/10/2021) lalu.

"Sebenarnya beberapa bulan yang lalu kita sudah memediasi. Tapi karena mungkin ketidaksabaran atau ini sudah berlarut-larut akhirnya meledak. Dan ini saya akan tindak tegas dengan meminta aparat," kata Nina.

"Di sini kan kerugian bukan saja ke petani tapi berimbas ke semua. Kita boleh yang namanya hidup kita sama-sama membela tapi yang namanya premanisme ini tidak kita halal kan. Tidak kita diperbolehkan," sambungnya.

Baca juga: Polisi: Sampai ke Lubang Jarum Pun Dia Sembunyi Kita Buru

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com