KOMPAS.com - Seorang pelajar Kelas X SMAN 1 Kencong, Jember, Jawa Timur, Ananda Rahel Pratama (15), meninggal dunia delapan hari setelah divaksin.
Meski penyebab kematian dipastikan bukan karena vaksinasi, pihak keluarga menyesalkan tenaga vaksinator tidak mencantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi dalam surat vaksin.
Ditambah lagi, keluarga mengatakan, nakes bersangkutan sempat mengucapkan kata yang dianggap menyakiti hati mereka saat bertakziah.
Ucapan nakes tersebut yaitu, 'Iya saya yang salah (tidak mencantumkan nomor kontak), terus mau minta apa?'.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah mengaku telah memberi pembinaan kepada nakes tersebut.
Baca juga: Kisah Pilu 2 Bocah di Jember, Tinggal di Poskamling, Hidup Nomaden dan Terpaksa Berhenti Sekolah
Lilik mengatakan, vaksinator tersebut lalai karena tidak mencantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi setelah vaksinasi dalam surat vaksin.
Dia mengingatkan kepada seluruh vaksinator agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Namun karena manusia, mungkin ada lupanya, lupa tidak dituliskan. Seharusnya itu tidak terjadi,” papar Lilik kepada Kompas.com via telepon, Senin (4/10/2021).
Sedangkan terkait pernyataan tenaga kesehatan Puskesmas Cakru yang dinilai menyakiti hati keluarga korban, Lilik mengaku telah memanggil kepala Puskesmas untuk mengklarifikasi.
“Untuk nakes ini dan kepala puskesmas sudah kami tindak lanjuti dan mendapat pembinaan,” jelas dia.
Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Vaksin, Ini Penjelasan Kadinkes
Lilik menyebutkan, hasil analisis tim medis menyatakan bahwa siswa tersebut meninggal bukan karena vaksin.
“Hasil analisa tim medis, tidak ada hubungan dengan vaksinasi,” kata Lilik.
Dia menilai, jarak antara vaksin dengan meninggalnya korban cukup lama, yakni selisih delapan hari.