KOMPAS.com - Nurul (36), warga Desa Tanjong Awe, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, tak bisa melupakan rasa detik-detik saat banjir datang menerjang rumahnya, Jumat (1/10/2021).
Menurutnya, banjir mulai semakin tinggi sekitar pukul 06.00 WIB. Arusnya juga tiba-tiba sangat deras.
Nurul mengaku ketakutan. Sebagai orangtua tunggal, saat itu di dalam pikirannya hanyalah menyelamatkan kedua anaknya.
Baca juga: Banjir di Aceh Utara Meluas Jadi 4 Kecamatan
“Airnya deras sekali. Takut saya,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/10/2021).
Setelah berhasil meraih kedua anaknya, Nurul mencoba mengamankan beberapa barang dan dokumen berharga.
Setelah itu, Nurul mencoba bertahan dari terjangan banjir yang mulai menghantam rumahnya semakin keras.
Beberapa saat kemudian, warga dan sejumlah petugas datang dan mengevakuasi Nurul dan kedua anaknya.
Seperti diketahui, tanggul yang ada sekitar 15 meter dari rumah Nurul ternyata jebol diterjang banjir. Akibatnya, air meluap hingga ke permukiman, termasuk rumah Nurul.
Rumah berkontruksi papan itu pun hasil swadaya masyarakat desa. Dibangun dengan uang patungan dan gotong royong.
Baca juga: Kisah Ibu di Aceh Utara Selamatkan 2 Anak Saat Rumahnya Diterjang Banjir
Nurul menjelaskan, rumah yang selama ini dia tempati telah rusak diterjang banjir.
Dirinya mengaku tak memiliki tempat untuk tinggal kedua anaknya. Nurul saat ini memilih bertahan di tenda pengungsian.
“Sekarang ini saya sudah tidak tahu lagi mau bagaimana. Sementara mungkin nanti saya minta tumpangan dulu dari keluarga,” katanya.
Baca juga: Masuki Pancaroba, BMKG Ingatkan Potensi Banjir Bandang hingga Longsor di Jatim
Sementara itu, Kapolsek Samudera Iptu Sapruddin menyebutkan, banjir yang merendam pemukiman warga perlahan mulai surut.
Namun demikian, katanya, warga diminta untuk tetap waspada akan banjir susulan.
“Saya imbau agar warga sementara menginap di rumah keluarga dulu. Takutnya hujan lagi dan bisa membahayakan, sembari menunggu perbaikan tanggul itu,” pungkasnya.