SAMARINDA, KOMPAS.com - Aktivitas pertambangan batubara diduga ilegal di kawasan Muang Dalam, Lempake Samarinda, Kalimantan Timur, mendapat penolakan dari warga, Sabtu (25/9/2021) malam.
Puluhan warga ramai-ramai mengadang lalu lintas truk tambang di lokasi itu saat hendak melakukan aktivitas bongkar muat.
Peristiwa itu direkam kamera dan videonya ramai direspons pengguna jagat maya.
Baca juga: Pemodal Tambang Ilegal Dekat Makam Pasien Covid-19 di Samarinda Ditangkap
Seorang warga ikut dalam aksi pengadangan Wati mengatakan, kejadian bermula ketika beredar informasi akan dilakukan pengangkutan (hauling) batubara.
Informasi itu tersebar luas antar warga. Warga ramai-ramai berkumpul di titik jalan yang sering dilintasi truk tambang.
"Ada yang beri info akan ada hauling. Antar-warga saling ajak kemudian terkumpul hampir 90-an orang malam itu. Akhirnya warga setop truk suruh pulang," ungkap Wati kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Menurut Wati, warga setempat sering didatangi preman. Karena itu, ia tak ingin identitasnya dibuka demi keselamatan.
Dari dokumentasi video yang diperlihatkan warga ke Kompas.com terlihat tujuh truk diminta putar balik malam itu. Padahal, truk-truk itu hendak mengangkut batubara dari titik galian.
Malam itu, cerita warga ini, sempat terjadi negosiasi antara penambang dengan warga.
Sekitar tujuh orang mengaku sebagai penambang menemui warga usai truk mereka ditahan.
Baca juga: Warga Berlomba-lomba Gali Emas sampai Picu Perkelahian, Tambang Ilegal Ini Ditutup
Para penambang memohon kepada warga agar malam itu diberi toleransi untuk mengangkut batu bara. Setelah itu, mereka akan setop pertambangan di kawasan situ.
"Tapi warga tetap menolak. Tapi bos tambang itu bilang, kalau kami ditutup semua tambang di sini harus ditutup, katanya ada 24 titik," kata Wati.
Negosiasi malam itu menemui jalan buntu. Warga keras menolak aktivitas pertambangan di sekitar pemukiman mereka.