SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya bakal membuka Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya secara bertahap dan terbatas pekan depan.
Sebelum beroperasi, setiap TBM akan diuji coba setelah asesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan, untuk tahap awal, ada empat TBM yang bakal mulai diuji coba usai asesmen Satgas Covid-19 Surabaya.
Baca juga: 213 Sekolah Sudah Gelar PTM di Surabaya, Ini Upaya Dispendik Hadapi Ancaman Klaster Baru
"TBM Insya Allah mulai minggu depan kita sudah mulai buka. Kemarin kita berencana ada 12 TBM yang kita ajukan uji coba untuk kita buka. Tetapi yang sudah turun asesmen ada empat TBM," kata Musdiq dikonfirmasi, Senin (27/9/2021).
Empat TBM yang berencana dilakukan uji coba itu, kata Musdiq, lokasinya tersebar yakni di TBM RW 14 Ujung, TBM RW 3 Kebraon, TBM Rusun Tanah Merah dan TBM RW 3 Sukolilo Baru.
"Hasil asesmen satgas itu juga kita sampaikan kepada teman-teman (petugas TBM), supaya memenuhi protokol kesehatan dalam hal memberikan layanan kepada masyarakat," ujar dia.
Syarat wajib bagi TBM yang beroperasi adalah menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat mencuci tangan, hand sanitizer, wajib menggunakan masker dan membatasi maksimal 25 persen pemustaka atau pengunjung TBM.
"Mereka (pengunjung) juga diberikan batasan waktu, kalau mereka baca buku sekitar 1 atau 2 jam," ujar dia.
Baca juga: Anak di Bawah 12 Tahun di Surabaya Boleh Masuk Mal, Pedagang Bisa Jualan sampai Jam 24.00 WIB
Selain itu, Musdiq menjelaskan, setiap buku yang sudah dibaca oleh pemustaka akan dikarantina selama 1-2 hari.
Buku yang sudah dibaca itu dimasukkan ke dalam kotak khusus yang sudah disediakan. Setelah itu, buku tersebut dijemur atau disemprot dengan disinfektan.
"Saran dari asesmen, agar menggunakan semprotan aerosol. Tapi kita tergantung juga kemampuan teman-teman (petugas TBM) di lapangan," kata Musdiq.
Dispusip Kota Surabaya mencatat, hingga saat ini ada sebanyak 532 TBM yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya.
Adapun lokasinya berada di Balai RW, rumah susun, hingga taman-taman kota.
Musdiq menjelaskan bahwa TBM dikembangkan di kantong-kantong pemukiman agar akses literasi lebih mudah dijangkau masyarakat.
"Untuk pembukaan TBM itu minimal juga harus ada izin atau persetujuan dari kepala wilayah setempat. Apakah itu RT/RW atau kelurahan, mereka menyetujui itu," tutur dia.