MAUMERE, KOMPAS.com - Demi mendapatkan air bersih, warga Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus menempuh perjalanan sejauh 4 kilometer.
Mereka harus berjalan kaki sejauh itu karena tidak ada ketersediaan air bersih di wilayah mereka.
Jhon Ento Lewar, warga Dusun Natarita, menuturkan, untuk mendapatkan air bersih warga terpaksa harus berjalan kaki menuju sumber mata air Wair Puat yang terletak bagian utara wilayah itu.
"Kami selama ini ambil air di pertigaan Natar Leba, itu bagi yang punya motor. Kalau yang tidak punya motor, mereka beli tiga jeriken ukuran lima liter dengan harga Rp 10.000. Bagi yang mampu bisa beli pake per drum dengan harga Rp 50.000,” tutur Ento, Sabtu (25/9/2021) siang.
“Kalau tidak bisa beli, yah, terpaksa jalan kaki pergi ambil air. Jalan kaki sejauh 4 kilometer menuju mata air,” sambung dia.
Dari mata air itu, kata dia, mereka bisa memikul jeriken berisi 20 liter air. Namun, tiba di rumah, air itu biasanya hanya tersisa 15 liter.
Hal itu disebabkan, 5 liternya habis diminum selama dalam perjalanan.
“Kita pikul melalui jalan rusak dan terjal. Jadinya sampai di rumah, dari 20 liter sisa 15. 5 liternya kita minum di tengah jalan. Itu tadi, jalannya jauh," katanya.
Terhadap kondisi itu, warga sangat berharap agar pemerintah bisa membantu mereka mengatasi kesulitan air bersih yang sudah dialami.
Air bersih, lanjut dia, merupakan kebutuhan pokok warga yang mesti diperhatikan pemerintah.
“Kita merindukan air masuk di depan rumah. Kita timba air langsung di keran seperti di wilayah lainnnya,” ujar dia.
Baca juga: Kemarau Masih Panjang, Stok Air Bersih di Semarang Tersisa 150.000 Liter
Theresia Krismiyati, warga Natarita lain, juga mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan air bersih.
"Kami air minumnya setengah mati. Kami ambil air bersih sejauh 4 kilometer dari kampung ke mata air," ungkapnya.