Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Lokasi Pembangunan Waduk Lambo, Masyarakat Adat Tawarkan 2 Tempat Alternatif di Nagekeo

Kompas.com - 22/09/2021, 07:01 WIB
Priska Sari Pratiwi

Editor

MBAY, Kompas.com - Ratusan masyarakat adat Dusun Malapoma, Desa Redubutowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, menolak lokasi rencana pembangunan Waduk Lambo di Lowo Se.

Mereka menawarkan dua alternatif sebagai lokasi pembangunan waduk, yakni di Malawaka dan Iowopebhu.

Ketua Badan Pengurus Harian Aman Wilayah Nusabunga Flores-Lembata, Philipus Kami, menjelaskan, pada dasarnya masyarakat adat tidak menolak pembangunan waduk yang juga program strategis nasional itu.

Baca juga: Masyarakat Adat Adang Petugas dan Aparat yang Hendak Ukur Lahan Pembangunan Waduk Lambo di Nagekeo

Namun mereka menolak lokasi pembangunan di Lowo Se karena terdapat berbagai identitas budaya di tempat tersebut.

Mulai dari padang perburuan adat, gereja, sekolah SMP dan SD, rumah-rumah warga serta lahan pontesial masyarakat adat.

“Sudah berkali-kali, bahkan sudah disampaikan langsung oleh utusan masyarakat adat kepada Kementrian PUPR pada Agustus 2017 yang lalu di hadapan BWS NT II. Bapak Menteri PUPR mengatakan bahwa jangankan 100 orang, satu warga saja masih tolak waduk tidak jadi dibangun," tutur Philipus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/9/2021).

Ia mempertanyakan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II yang tak mempedulikan pernyataan Kementerian PUPR.

Philipus mengaku khawatir pembangunan waduk di lokasi tersebut justru akan memicu konflik sosial pada masyarakat adat.

“Siapa yang akan bertanggung jawab kalau terjadi konflik sosial antara masyarakat adat yang terkena dampak dan menolak, dengan masyarakat yang setuju tapi tidak punya hak atas tanah adat dimaksud,” katanya.

Baca juga: Gubernur Viktor: NTT Punya Sumber Energi Baru Terbarukan yang Sangat Melimpah

Penolakan pembangunan Waduk Lambo di Lowo Se ini sebelumnya dilakukan masyarakat adat dengan mengadang petugas dan aparat yang hendak mengukur lahan di lokasi pada Sabtu (19/9/2021).

Philipus menegaskan, aksi penolakan oleh masyarakat adat itu bertujuan menegaskan kembali bahwa pemerintah wajib menghormati hak-hak masyarakat adat sesuai dengan hak konstitusinya.

“Harapan saya kepada pihak-pihak terkait untuk menghentikan melakukan tindakan kegiatan rencana pembangunan waduk Lambo pada lokasi yang ditolak warga yakni Lowo Se," ujarnya.

Willybrodus Bei Ou, warga setempat mengatakan, petugas yang masuk ke lokasi pembangunan waduk Lambo adalah tim BWS NT II Kupang dan Dinas PUPR.

Kedatangan mereka juga dikawal ketat oleh aparat Brimob dari Kupang.

Ia mengungkapkan, masyarakat menolak pembangunan waduk tersebut karena dampak kerugian bagi masyarakat sangat besar.

Baca juga: Gubernur Viktor Sebut Capaian Vaksin Covid-19 di NTT Baru 27 Persen

Halaman:


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com