CIANJUR, KOMPAS.com – Raut haru bercampur bahagia terpancar di wajah Emun, 40 tahun, saat membuka pintu rumah barunya untuk yang pertama kali.
Betapa tidak, belasan tahun tinggal di gubuk reyot bersama istri dan kedua anaknya, buruh sadap karet ini sekarang bisa menempati rumah yang lebih layak.
Emun merupakan warga Kampung Pawati, Desa Mekarjaya, Kecamatan Mande, Cianjur yang memeroleh bantuan rumah layak huni dari Polres Cianjur.
Baca juga: Susahnya Hidup Mbah Susah: Tak Bisa Melihat dan Sebatang Kara di Gubuk Reyot
Ditemui di rumah barunya, Emun mengaku tak menyangka sedikit pun ia bisa dihadiahi rumah.
Sebab, jangankan untuk membangun rumah baru, sekedar untuk memperbaiki atap dan dinding yang bocor, ia kadang harus berpikir dua kali.
"Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sebulan dapat Rp 300.000 dari nyadap karet,” ucap Emun kepada Kompas.com, Selasa (21/9/2021).
Baca juga: Kisah Bu Uun, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni Seorang Diri demi Menjaga Asa Wasiat Orangtua
Emun menceritakan, selama ini ia dan keluarganya tinggal di sebuah bangunan berukuran 3 x 4 meter yang kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Tinggal di rumah yang ia bangun sendiri dari bahan seadanya itu tentu sangat jauh dari kondisi nyaman, apalagi bila musim hujan datang.
“Kalau semalaman hujan, besoknya baju dan perabotan harus dijemur semua karena kebasahan, bocornya di mana-mana soalnya,” ujar Emun.
Tak hanya kondisi atap yang bocor dan lapuk, dinding rumah juga sudah bobrok dan ditopang kayu karena nyaris ambruk.