PONTIANAK, KOMPAS.com – Rahim (75) mengemasi barang bawaannya sembari mulai beranjak dari tempat duduk.
Dia juga memberi aba-aba kepada Sauriah, istrinya, untuk segera berdiri mengikuti arahan sejumlah petugas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), Minggu (19/9/2021).
“Katanya mau diperiksa kondisi kesehatan,” kata Rahim kepada Kompas.com.
Baca juga: Cegah Varian Mu dari Malaysia, Satgas Covid-19 Diminta Perketat Pengawasan di Perbatasan
Rahim dan Sauriah merupakan dua di antara pekerja migran Indonesia (PMI) yang sudah bertahun-tahun bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit di Serawak, Malaysia.
Pada hari ini, mereka memutuskan kembali ke kampung halaman di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sultel).
“Terakhir pulang, kalau tidak salah, dua tahun yang lalu, tapi sepertinya tidak akan masuk lagi ke Malaysia,” ujar Rahim.
Baca juga: 208 PMI Tiba di NTT, Dideportasi dari Malaysia karena Tak Miliki Dokumen
Namun sepertinya, niatan Rahim dan Sauriah berkumpul bersama keluarga di kampung harus ditunda. Setidaknya hingga sepekan kemudian.
Hal tersebut karena pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara agar varian Covid-19 Lambda, Mu dan C.1.2 tak masuk Indonesia.
“Sesuai ketentuan, saat tiba di pintu masuk, PMI dites swab polymerase chain reaction (PCR) dan harus dikarantina selama delapan hari. Pada hari ketujuh kita lakukan PCR lagi dan vaksinasi pada hari kedelapan,” kata Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi saat meninjau PLBN Aruk, Kabupaten Sambas dan PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, Minggu siang.
Dalam kesempatan tersebut, Budi Karya menegaskan, dalam penanganan warga, khususnya PMI yang melintasi batas negara harus dilakukan secara intensif dan memastikan warga yang melintas dalam kondisi sehat.
"Kalbar memiliki jalur perbatasan darat yang sangat panjang dengan Malaysia dan kita harus memastikan WNI yang melintas mendapat penanganan kesehatan yang baik. Apalagi ada varian baru, Mu dan lambda, kita tidak ingin varian baru itu masuk ke Indonesia," ucap Budi Karya.