KOMPAS.com - Suroto digeruduk belasan wanita peternak ayam petelur di rumahnya di Desa Suruhwadang, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Sabtu (18/9/2021) pukul 10.30 WIB.
Para wanita tersebut mempertanyakan harga jagung untuk pakan ternak yang malah tiba-tiba naik setelah Suroto bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana.
Baca juga: Rumah Suroto Pembentang Poster ke Jokowi Digeruduk Emak-emak Peternak Ayam, Ini Penyebabnya
Seperti diketahui, Suroto merupakan peternak pembentang poster ke arah Jokowi yang sempat diamankan polisi dan kemudian diundang Presiden ke Istana.
Baca juga: Rumahnya Digeruduk Sesama Peternak Ayam, Suroto: Silakan Antar Saya ke Istana, Saya Siap
Sambil berkacak pinggang, belasan wanita tersebut berbicara dengan nada tinggi dalam Bahasa Jawa kepada Suroto di teras rumahnya.
"Ini lho, Pak, saya sudah tidak bisa bernapas. Masak beli jagung Rp 6.200. Janjinya Pak Jokowi itu bagaimana?" ujar salah satu emak-emak, dalam video yang direkam oleh pengurus Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) dan dikirimkan oleh Wakil Ketua PPRN Suryono kepada Kompas.com.
Kepada para wanita tersebut, Suroto meminta agar para wanita itu untuk bersabar.
"Kata Pak Presiden sudah jelas jagung yang dijanjikan akan datang dalam minggu-minggu ini. Dados sabar mawon (jadi sabar saja)," jawab Suroto.
Beberapa perempuan itu menimpali jawaban Suroto, "Sabar sampai kapan," sahut salah satu emak-emak.
Maksud geruduk rumah Suroto
Salah satu anggota kelompok perempuan peternak ayam, Yesi Yuni menjelaskan, kedatangan mereka ke rumah Suroto untuk menanyakan perihal pertemuan Suroto dengan Jokowi.
Mereka juga menanyakan realisasi bantuan jagung 30.000 ton yang dijanjikan Presiden.
"Jadi ya intinya kami datang ke Pak Suroto yang sudah menjadi salah satu perwakilan peternak yang ikut rapat dengan Pak Jokowi untuk menanyakan kenapa harga jagung tidak kunjung turun," ujar Yesi, melalui sambungan telepon.
Yesi menolak dikatakan aksi kedatangan ke rumah Suroto tersebut merupakan rekayasa para peternak untuk menekan pemerintah terkait mahalnya harga jagung.
Menurut Yesi, mereka merekam aksi itu untuk diunggah ke media sosial dengan harapan mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
Dia mengatakan, sudah lama harga jagung naik. Padahal ada Permendag.