Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Yogyakarta Gencarkan Skrining Ketat Saat Akhir Pekan, Kesulitan Terapkan Ganjil Genap

Kompas.com - 17/09/2021, 22:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan antisipasi lonjakan kunjungan wisatawan saat akhir pekan. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, pihaknya tetap akan berusaha menghalau kendaraan dari luar Kota Yogyakarta saat akhir pekan ini dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan skrining ketat.

"Kami berharap kabupaten lain juga ikut melakukan skrining kepada kendaraan yang masuk ke DIY. Supaya mereka yang masuk sudah terseleksi, artinya sudah tervaksin, menunjukkan hasil swab negatif baik itu PCR maupun antigen," ujar Heroe, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: 9 Peserta SKD CPNS di Yogyakarta Terkonfirmasi Positif Covid-19, Dijadwalkan Tes Ulang

Heroe menambahkan saat ini destinasi wisata yang beroperasi baru sebatas Gembira Loka (GL) Zoo dengan status uji coba.

Ketua Satgas Harian Covid-19 Kota Yogyakarta ini menambahkan keadaan kasus sekarang di Kota Yogyakarta yang sudah melandai pada Agustus dan September ini harus bisa dipertahankan.

Jika sampai lengah dengan membiarkan wisatawan masuk tanpa skrining tidak menutup kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 akan terjadi kembali.

"Jangan sampai lengah, mengabaikan prokes sekarang ini. Apalagi, setiap Sabtu dan Minggu wisatawan dari luar daerah masuk," ungkap Wawali.

Kota Yogyakarta merupakan kawasan terbuka dan dapat diakses masyarakat dari berbagai daerah.

Dengan demikian, dia mengakui skema ganjil genap sesuai dengan pemerintah pusat akan sulit diterapkan di kota gudeg ini.

"Kalau aturannya seperti itu, harus diterapkan. Tapi, Kota Yogyakarta ini kan daerah yang terbuka, dengan 16 pintu masuk menuju kota yang bisa diakses," ucap dia.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Akui Kesulitan Terapkan One Gate System untuk Saring Wisatawan Masuk

"Kesulitannya itu ini kan kota bukan destinasi wisata. Tapi semua orang ingin datang, itu kan susah, untuk memisahkan mana yang wisatawan dan tujuan lain," tambah Heroe.

Di samping itu, kata Heroe, hampir semua destinasi wisata di Kota Yogyakarta bersinggungan dengan pemukiman warga. Sehingga, model kebijakan ganjil genap yang belum pernah diterapkan di Yogyakarta ini berpotensi menghambat aktivitas penduduk.

"Tentu saja, ini berbeda dengan penerapan ganjil genap di kawasan wisata pantai, atau gunung. Di mana hanya memiliki satu pintu masuk, kalau itu bisa ditutup satu-satu aksesnya selesai. Kalau di Kota Yogyakarta  ada 16 pintu masuk, itu repot," ungkap Heroe.

Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan pengetatan skrining mengingat skema ganjil genap sulit untuk diterapkan.

Namun dibutuhkan bantuan kabupaten lain di sekitar Yogyakarta untuk antisipasi rombongan wisatawan yang nekat menghindari skrining. 

"Jadi, akhir pekan ini kita akan melakukan pemeriksaan secara acak pada wisatawan dari luar daerah yang datang. Mereka harus bisa menunjukkan kartu vaksin, serta surat, atau hasil negatif Covid-19," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com