NUNUKAN, KOMPAS.com – Dari 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yaitu Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan sempat menjadi wilayah pengecualian berlakunya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Pertimbangannya adalah dua Kecamatan tersebut menjadi daerah penyumbang kasus Covid-19 terbanyak dan juga merupakan akses utama keluar masuk orang dan barang di perbatasan RI – Malaysia.
Sebagaimana data terbaru sebaran wabah covid-19 Nunukan, dari sekitar 5.918 kasus konfirmasi, Kecamatan Nunukan mencatatkan 2.025 kasus dan Kecamatan Nunukan Selatan sebanyak 877 kasus.
Sementara sekitar 3.016 kasus tersebar pada 19 Kecamatan lain.
Baca juga: Wali Kota Magelang Minta Siswa Tak Berlama-lama di Sekolah Selama PTM Terbatas
Namun demikian, mulai Kamis (16/9/2021), sejumlah SMP Negeri di Nunukan mulai menggelar PTM, di antaranya SMPN 1 dan SMPN 2 Nunukan, serta SMPN 1 Nunukan Selatan.
"Sejumlah sekolah SMP termasuk SMPN I Nunukan mempersiapan semua hal terkait PTM. Hari pertama, kita masih rekreasi dan temu kangen. Kita siapkan proses belajar mengajar dengan segala aturan dan pembatasan yang ada. Ini juga karena Kepala Dinas Pendidikan terus mempertanyakan kesiapan sekolah untuk PTM," ujar Kepala Sekolah SMPN I Nunukan Rustiningsih, Kamis.
Hari pertama PTM, ada sekitar 156 pelajar SMPN 1 Nunukan dari keseluruhan 711 pelajar yang masuk sekolah.
Mereka dipastikan sudah divaksin Covid-19 dibuktikan dengan sertifikat vaksin.
Sementara sekitar 555 pelajar sisanya, masih diupayakan untuk bisa mengikuti program serbuan vaksin massal.
"Jadi selain PTM, belajar daring masih tetap kami lakukan untuk mereka yang belum vaksin. kita juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan instansi yang menggelar vaksin massal agar memprioritaskan para pelajar supaya bisa segera ikut PTM," katanya.
Rustiningsih melanjutkan, ada sedikit kendala dalam vaksinasi pelajar SMPN I Nunukan karena ada sekitar 99 pelajar yang tidak mau divaksin.
Baca juga: 54 Sekolah di Samarinda Siap Belajar Tatap Muka, Hanya Berlansung 2 Jam
Penolakan tersebut disebabkan berbagai alasan, ada yang takut jarum suntik, faktor orangtua yang tidak setuju, dan alasan lainnya.
"Kita sudah mendata pelajar pelajar kita yang belum vaksin, bagaimanapun itu perlu karena menjadi sarat PTM. Kita akan lakukan pendekatan sosial dan mengedukasi mereka akan pentingnya vaksin," jelasnya.
Terkait PTM, Bupati Nunukan Hj.Asmin Laura Hafid sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 268-BPBD/360/IX/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan mengoptimalisasi Posko Penanganan covid-19 di tingkat Kelurahan dan Desa untuk pengendalian penyebaran virus covid-19 di wilayah Kabupaten Nunukan.
"Kita berlakukan sesuai ketentuan yang ada, maksimal 50 persen kapasitas kelas dan durasi waktu belajar juga paling dua jam, jadi benar benar dikompres pelajarannya dari waktu normal 8 jam. Semua dengan Prokes ketat," tegasnya.