AMBON,KOMPAS.com - Lima anak buah kapal (ABK) yang selamat dalam insiden kecelakaan KM Hentri menceritakan detik-detik kapal yang mereka tumpangi itu terbakar dan tenggelam di perairan Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Kelima ABK yang selamat dalam insiden itu yakni Adrian Rahman alias Aldi (Wakil Nakhoda), Hengki Kurniawan alias Hengki, La Asri, Angga Pramudia (Wakil Kepala Kamar Mesin) dan Asep Suryana.
Mereka menceritakaan insiden yang dialami tersebut saat memberikan keterangan kepada polisi di Polres Tual, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: Menanti Kepastian Nasib 25 ABK KM Hentri yang Hilang 10 Hari di Laut Maluku
“Lima ABK selamat sudah kita mintai keterangan terkait kasus kebakaran KM Hentri dari kemarin sampai hari ini,” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Tual, Iptu Hamin Siompo kepada Kompas.com, Selasa.
Menurut Hamin, dari keterangan yang diperoleh, kapal nahas tersebut bertolak dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta pada 18 Agustus 2021 sekitar pukul 00.30 WIB dengan tujuan kawasan Perairan Merauke, Provinsi Papua.
Namun dalam perjalanan, tepatnya pada Jumat, 3 September 2021 sekitar pukul 05.00 WIT kapal tersebut tiba-tiba terbakar.
“Api muncul pertama kali itu dari bagian kamar mesin yang berada di ruang tengah dek bawah,” ucapnya.
Hamin mengatakan, kobaran api pertama kali diketahui oleh Wakil Nakhoda Adrian Rahman.
Dia kemudian naik ke atas kapal untuk memberitahukan kepada nakhoda dan ABK lainnya.
Baca juga: 25 ABK KM Hentri yang Hilang di Laut Maluku Diduga Telah Meninggal Dunia, Ini Analisis Basarnas
Selanjutnya semua ABK menyelamatkan diri ke bagian depan kapal.
“Tapi sebelum itu para ABK sempat berusaha memadamkan kobaran api di kamar mesin, tapi usaha mereka sia-sia,” ujarnya.
Saat kobaran api terus membesar, seluruh ABK langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
“Ada ABK yang melompat tapi tidak muncul ke permukaan, kemudian sekitar pukul 07.00 WIT saat matahari sudah muncul, saudara Adrian Rahman melihat ada lima ABK yang ada di permukaan laut tinggal 5 orang termasuk dirinya,” ungkapnya.
Hamin mengatakan, dari pengakuan para ABK, keesokan harinya pada 6 September 2021 sekitar pukul 13.00 WIT sebuah kapal pencari telur ikan datang memberikan bantuan pertolongan dan langsung mengevakuasi kelima ABK tersebut ke Desa Tanimbar Kei.
Baca juga: Mayat Laki-laki yang Ditemukan di Pelabuhan Tual Bukan ABK KM Hentri, Ini Identitasnya...
“Kelima ABK ini diberikan pertolongan dan perawatan hingga pada tanggal 10 September 2021 kelima ABK ini dijemput oleh tim gabungan Basarnas,” katanya.
Hamin mengatakan, dari pengakuan kelima ABK mereka tidak mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab utama hingga kobaran api muncul dari kamar mesin tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.