Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Ambon Persiapan Gelar PTM, Wali Kota: Kita Mulai dari SMP Dulu

Kompas.com - 08/09/2021, 13:46 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Ambon tengah mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Rencananya dalam dua pekan ke depan, sistem belajar tatap muka akan dicoba untuk siswa SMP di Kota Ambon.

“Bisa saja kalau dua minggu ke depan terus melandai, kita lakukan (PTM). Ini sedang proses persiapan dalam seminggu dua minggu lagi, persiapan semakin cepat semakin baik,” kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Baca juga: Profil dan Sejarah Lahirnya Kota Ambon

Richard menyatakan, saat ini berbagai persiapan terus dilakukan termasuk koordinasi dengan pihak sekolah dan juga orang tua siswa.

Koordinasi, menurutnya, penting dilakukan karena pemkot tidak ingin mengambil risiko saat PTM diterapkan.

“Kita rapat koordinasi terus dengan orang tua dan sekolah karena (PTM) itu musti disiapkan, setiap ruang kelas harus sediakan tempat cuci tangan. Jangan kita anggap ini biasa saja tapi jadi masalah bagi kita,” katanya.

Richard menambahkan, saat ini sudah 14.000 siswa SMP dari total 30.000-an siswa di Ambon yang telah diberikan vaksin.

Meski begitu, pihaknya tidak ingin gegabah menerapkan PTM sebelum semua persiapan dilakukan secara matang.

“Saya berharap kasus ini turun lagi, landai lagi, agar kita bisa ambil kebijakan segera, karena memang untuk PTM butuh kajian dan pertimbangan khusus, tidak bisa kita gegabah,” katanya.

Baca juga: Wali Kota Optimistis Ambon Capai Herd Immunity Sebelum Akhir 2021

Ia memastikan, uji coba PTM di Kota Ambon akan dimulai dari siswa SMP. Alasannya siswa SMP sudah lebih dewasa dibandingkan siswa SD.

“Kita mulai dari SMP dulu. Kenapa? Karena SMP ini mulai akil baligh, dia mulai mengerti. Tapi kalau siswa SD ini belum bisa," jelasnya.

Menurut Richard, pelaksanaan PTM sebenarnya memungkinkan digelar bagi siswa kelas 4, 5, dan 6 SD. Namun ia ragu jika diterapkan bagi siswa yang lebih kecil yakni kelas 1, 2, dan 3. 

"Kalau kelas 1, 2, dan 3 belum bisa karena mereka sama sekali belum mengerti. Jangan sampai kita euforia lalu menimbulkan klaster baru dan itu berat bagi kita,” ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com