Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Data Penerima Bansos Sudah Meninggal, Bupati Sleman: Sudah Dicek sampai ke Makamnya

Kompas.com - 01/09/2021, 09:18 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menemukan sejumlah persoalan bantuan sosial (bansos) yang bermasalah.

Permasalahan yang muncul salah satunya ditemukan data penerima manfaat yang ternyata sudah meninggal dunia.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Selasa (31/08/2021) memimpin rapat terbatas dengan pendamping program keluarga harapan (PKH). Di dalam rapat tersebut, Kustini menemukan sejumlah persoalan bantuan sosial (bansos) yang bermasalah.

"Permasalahan yang muncul paling banyak di wilayah Kapanewon Depok. Ada 8 data keluarga penerima manfaat (KPM) yang bermasalah," ujar Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam keterangan tertulis, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Risma Marah karena Bank Blokir Kartu Penerima Bansos, Ini Kata Dinsos Riau

Kustini menyampaikan, di Kapanewon Depok ditemukan data penerima manfaat yang ternyata sudah meninggal dunia.

Selain itu, terdapat penerima manfaat lainnya yang sudah pindah tempat tinggal dan datanya tidak sesuai.

"Kita temukan ada yang sudah meninggal dan sudah dicek sampai ke makamnya. Ada juga data yang tidak sesuai lain yang harus segera dibenahi," tegasnya.

Menurutnya, permasalahan lain yang ditemukan berkaitan dengan penerima manfaat yang tidak mempunyai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan juga banyak KKS yang tidak cocok dengan data yang ada di Dukcapil.

Di Kapanewon Sleman, sebanyak 134 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tidak ditemukan di surat perintah pencairan dana (SP2D).

Sebanyak 23 KPM yang tidak memiliki kartu keluarga sejahtera (KKS) sembako.

"Untuk data yang salah saya minta agar bisa diperbaiki secara berjanjang sesuai prosedur laporan," tegasnya.

Baca juga: Belum Dapat Bansos Sama Sekali, 16.000 Warga Banyuwangi Lapor Secara Online

Kustini menyebutkan, selain masalah data, permasalahan lain yang ditemukan berkaitan dengan akses mencetak kartu KKS.

Selama ini bank yang ditunjuk sebagai penyalur bansos PKH di Sleman belum bisa melayani cetak kartu.

"Ini sebenarnya teknis yang tentu mengganggu dan merugikan masyarakat. Dalam waktu dekat akan saya komunikasikan dengan pihak terkait agar bisa mempermudah masyarakat," ungkapnya.

Kustini meminta dinas sosial dan instansi terkait agar segera bertindak cepat memastikan keakuratan data. Sehingga bantuan bisa segera diterima masyarakat yang berhak.

Selain mengecek langsung ke lapangan, Kustini mengingatkan agar para pendamping PKH tidak bermain "nakal". Jangan sampai ada potongan dengan alasan apa pun.

"Saya juga tekankan agar jangan ada yang nakal. Karena itu hak rakyat ya harus untuk rakyat. Jangan ada potongan dengan alasan apapun. Saya tidak menoleransi tindakan seperti itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com