KOMPAS.com - Aktvitis anti-korupsi Kabupaten Probolinggo, Sarful Anam mengungkap kebiasaan di masa pemerintahan Bupati Probolinggo P Tantriana Sari yang kini terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Baik Tantri maupun suaminya, Hasan Aminuddin yang merupakan mantan Bupati Probolinggo disebut sering membuat ASN takut dengan ancaman mutasi.
Menurutnya, sejak kepemimpinan Hasan hingga Tantri, sudah banyak ASN menjadi korban mutasi karena tak loyal kepadanya.
Baca juga: Plt Bupati Probolinggo Sebut Proses Pengisian Jabatan Kepala Desa Tetap Berjalan
“Pada zaman Hasan Aminuddin saat menjabat bupati Probolinggo dua periode, banyak ASN, guru dan kepala sekolah dimutasi yang jaraknya jauh sekali dari rumah atau dari tempat bekerjanya yang lama. ASN yang berasal dari Kecamatan Paiton, dimutasi ke Kecamatan Sumber. ASN dari Kecamatan Lumbang, dimutasi ke Kecamatan Paiton yang jaraknya sangat jauh. Para ASN yang tidak loyal kepada bupati atau tidak mendukung pada pilkada, harus siap-siap dimutasi,” kata Sarful kepada Kompas.com, Selasa (31/8/2021).
Hal ini juga terjadi ketika Tantri terpilih menggantikan suaminya sebagai Bupati Probolinggo.
Dia pun menilai masyarakat sangat mengapresiasi KPK atas OTT terhadap Bupati Probolinggo Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin, atas dugaan kasus jual beli jabatan Pj kepala desa.
Menurutnya, ASN dan juga bupati harus loyal kepada sistem tatanan negara ini, bukan kepada rezim.
“Ini yang salah di Kabupaten Probolinggo," terang Sarful.
Baca juga: Pesan Bupati Probolinggo pada ASN Sebelum Terjaring OTT KPK: Menjadi Pemimpin Tidak Mudah
Sebelum kena OTT, bupati sampaikan pesan moral
Sebelum terjaring OTT KPK pada Senin (30/8/2021), Tantri sempat melantik dan mengambil sumpah ASN pada Jumat (16/7/2021) lalu di pendopo.
Saat itu, Tantri berpesan kepada para ASN agar menjaga kepercayaan sebagai pejabat publik.
Dia mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki akhlak dan etika yang baik.
“Menjadi pemimpin itu tidaklah mudah. Salah satu hal dan tanggung jawab yang sering terlena bahkan terlupa yaitu menjaga moral, akhlak dan etika. Akhlak dan etika itu hal utama dan harus dijaga untuk menjaga muruah diri dan Pemerintah Daerah. Akhlak dijaga bukan hanya sebatas pada pimpinan saja, tetapi akhlak harus dijaga untuk merangkul ekternal dan internal yang membantu kinerjanya,” katanya.
Menurutnya, pemimpin yang dirindukan ialah pemimpin yang tidak terkesan arogan, yakni mau mendengar saran maupun pendapat dari bawahannya.
“Semua harus diubah perilakunya dari pemimpin saat ini. Etika dan akhlak pada eksternal pun harus diubah. Karena di lingkup ekternal secara langsung maupun tidak langsung akan men-support kinerjanya,” kata Tantri.
Baca juga: Bupati Probolinggo Terjaring OTT KPK, 30 Orang Cukur Gundul Massal