Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Tatap Muka Terbatas di Banten, Tanpa Istirahat dan Jajan

Kompas.com - 01/09/2021, 07:31 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Belajar tatap muka terbatas di sekolah mulai dilakukan di Provinsi Banten pada Rabu (1/9/2021).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani meminta para siswa membawa bekal minum dan makan selama mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Dalam aturan PTM terbatas untuk jenjang SMA dan SMK, tidak ada jam istirahat, tidak ada kegiatan ekstrakurikuler, dan kantin sekolah tutup karena rawan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka SMA dan SMK di Banten Dimulai 1 September, Ini Catatan IDAI

"Durasi waktu belajarnya dikurangi, sehingga tidak ada jam istirahat. Siswa disarankan bawa tumbler buat minum, bawa makanan sendiri karena kantin tutup," kata Tabrani kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).

Tabrani menjelaskan, pada PTM terbatas, kapasitas jumlah siswa di satu kelas hanya 50 persen atau 17 siswa.

Durasi waktu setiap mata pelajaran selama 35 menit.

Dengan demikian, dalam sehari, siswa berada di sekolah maksimal 3,5 jam, atau dari pukul 07.00 hingga 10.30 WIB.

"Waktu (satu mata pelajaran) juga dikurangi, yang biasanya 45 menit sekarang cukup 30 sampai 35 menit. Supaya anak-anak pulangnya enggak terlalu siang," ujar Tabrani.

Baca juga: Gubernur Banten Tolak Honor Satgas Covid-19 Sebesar Rp 25 Juta Per Bulan

Meski PTM terbatas dimulai, orangtua atau wali peserta didik masih dapat memilih anaknya akan belajar di sekolah atau tetap pembelajaran jarak jauh.

"Harus ada persetujuan orangtua, karena meskipun PTM, ini enggak bisa kita lakukan kalau orangtua enggak setuju. Boleh siswa itu enggak masuk sekolah. Tapi sekolah harus memfasilitasi PJJ," kata Tabrani.

Selama dalam kondisi tidak normal, guru memberikan materi pelajaran yang sangat esensial kepada siswa.

Tabrani mencontohkan, seperti di SMK, guru memberikan mata pelajaran produktif seperti paktik yang tidak bisa dilakukan melalui virtual atau daring.

"Yang didahulukan mata pelajaran esensial, mata pelajaran adaptif misalnya mata pelajaran eksak yang memang di situ perlu pendalaman pada saat penyampaian materi dari gurunya," kata Tabrani.

Sekolah pun diminta untuk menerapkan protokol kesehatan ketat dan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi adanya siswa bergejala Covid-19.

Selin itu, berdasarakan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bahwa vaksinasi tidak menjadi keharusan bagi siswa untuk mengikuti PTM terbatas.

"Yang wajib divaksin adalah tenaga pendidik. Siswa tidak wajib vaksin, tapi wajib divaksin kalau memang ada kesempatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com