Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Sebut Vaksinasi di Jateng Terhambat "Titipan" Ormas dan DPR

Kompas.com - 31/08/2021, 11:08 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat terkait empat daerah di wilayahnya yang belum kembali mendapat jatah alokasi vaksin.

Keempat daerah tersebut yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, dan Kota Pekalongan.

Menurut Ganjar, persoalan tersebut disebabkan adanya pengaturan yang terlalu detail dalam alokasi vaksin.

Baca juga: Catatan Penting Ganjar Soal PTM: Anak Sebaiknya Diantar Orangtua

Dia mengatakan, Kementerian Kesehatan telah membagi jatah vaksin tidak hanya untuk kabupaten dan kota, tetapi juga berdasarkan kelompok, seperti organisasi masyarakat, titipan dari anggota DPR, dan lain-lain.

“Saya enggak ngerti nih, kepentingan pusat kayaknya terlalu jauhlah kalau membagi sampai tingkat detail itu. Ormas ini sekian, terus kemudian dari titipan DPR sekian, itu merepotkan kita di bawah. Karena yang di bawah ini akhirnya mereka ditarik, ‘Ayo dong tempatku dulu, ayo dong kelompokku dulu’, maka vaksinatornya repot,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Senin (30/8/2021).

Ganjar menuturkan, pengaturan mendetail oleh Kemenkes terhadap alokasi vaksin dapat dilakukan jika kelompok-kelompok yang mendapatkan alokasi vaksin itu bisa membawa vaksinatornya sendiri.

“Sebab, kalau ujung-ujungnya nanti diberikan kepada kami, itu rasa-rasanya akan menjadi tarik ulur di antara kepentingan yang utama. Di mana kami harus menyelesaikan sesuai dengan target jumlah yang kita siapkan,” jelasnya.

Baca juga: Ganjar Beri Catatan Penting untuk Sekolah yang Gelar Tatap Muka Terbatas di Jateng

Ganjar mengatakan, perihal vaksinasi ini antusiasme di daerah sangat tinggi.

Terbukti ketika Bupati Banyumas, Sragen, Karanganyar, Brebes, dan Kota Tegal bergantian meminta tambahan stok vaksin.

“Jadi mereka itu semangatnya wah top betul, bisa ngebut, bisa menyampaikan dengan bagus kepada masyarakat sehingga masyarakat antusias, tapi vaksinnya masih kurang,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com