KARAWANG, KOMPAS.com- Kariyem (60) tengah duduk di teras rumah kerabatnya. Di sampingnya, tampak barang-barangnya yang sederhana.
Ia tinggal di sana untuk sementara, menunggu rumahnya dibangun.
Rumah warga Dusun Pacogreg di Desa Cilewo, Kecamatan Telagasari, Karawang itu tak lagi layak dihuni.
Bangunan dari bilik bambu berukuran sekitar 2 meter kali 4 meter itu, dinding kanan dan kirinya sudah setengah menganga.
Baca juga: Kisah Nenek Rubi, Sebatang Kara Tinggal di Rumah Reyot, Menangis Ingat Anak 10 Tahun Tak Pulang
Alas rumah berupa tanah. Pintunya sudah tak ada. Beberapa bagian rumah lainnya pun rusak dimakan usia.
Di samping kiri ada sumur tua, tapi tak lagi dipakai. Untuk sehari-hari, dia mengandalkan air dari rumah kerabatnya.
"Setiap hujan kebanjiran," kata Kariyem ditemui Sabtu (29/8/2021).
Barang-barangnya pun sederhana, satu katel dan panci. Lalu beberapa piring dan dua gelas plastik.
Tak ada kasur empuk, tidur hanya menggunakan tikar bekas yang mengalas di atas ranjang bambu.
Baca juga: Kisah Pilu Nenek Dominika, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Makan dari Belas Kasih Tetangga
Kariyem hanya tinggal sendiri. Suaminya sudah bertahun-tahun meninggal dunia.
Sementara dua anaknya sudah menikah dan tinggal jauh dari rumahnya yang berbeda kecamatan.
Sehari-hari Kariyem hanya mengandalkan bantuan dari kerabat dan tetangga. Sesekali ia hanya bekerja sebagai buruh tani.