BANYUWANGI, KOMPAS.com - Putri Mahadewi, warga Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi, mendatangi loket Bank Sampah Banyuwangi, Jumat (27/8/2021).
Ia membawa sejumlah sampah rumah tangga dan buku tabungannya.
Sebulan, Putri setidaknya dua kali datang ke bank sampah yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi.
Sejak 2017, ia menabung dengan sampah yang dihasilkan dari warung nasi goreng miliknya.
Sampah yang dibawa berupa botol plastik dan kardus. Setelah ditimbang, petugas akan mengonversinya menjadi rupiah dan dicatat di buku tabungan.
Baca juga: Kendala Pemkab Banyuwangi Pindahkan Pasien Isoman ke Tempat Isoter: Mereka Ada yang Ketakutan...
"Sebulan kadang dapat Rp 300 ribu," katanya.
Sementara, Gisna Mutiara Nabila mengaku mulai menyadari pentingnya pemilahan sampah, dengan memisahkan yang organik dan nonorganik.
"Sekarang mengurangi barang sekali pakai yang seperti itu. Lalu di bank sampah ini dapat uang, walau sedikit tapi bisa ditabung," kata Gisna.
Koordinator Bank Sampah Banyuwangi Agus Supriyadi mengatakan, warga juga bisa memanfaatkan layanan jemput sampah yang dinamai Banyuwangi Giat Keliling (Bagiak).
Ada empat kendaraan roda tiga yang siap menjemput sampah rumah tangga milik warga.
Kawasan yang dilayani program Bagiak ini yakni Banyuwangi, Kelipuro, Giri, Glagah, Licin hingga Kabat.