BANDUNG, KOMPAS.com - Ghea Nasywa Aulia (14) berlari menghampiri Kinan Annisa Jose (13). Lama tak bertemu, mereka mengobrol asik dengan tetap menerapkan prokes ketat.
"Kamu lebih tinggi ya sekarang," ujar Kinan kepada Ghea.
"Nggak, masih sama kok," jawab Ghea.
Obrolan pun terdengar cukup random. Tentang sekolah, vaksin, tugas, games, dan lainnya.
"Kita teman sekelas. Dulu saat kelas 1, suka ngobrol bareng, main bareng," ujar Kinan, siswa kelas IX SMP Darul Hikam ini kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).
Sekitar satu semester sekolah offline, pandemi Covid-19 datang. Mereka berdua pun hanya saling menyapa secara online. Termasuk main bareng games online kesukaannya.
Hingga pemerintah mengumumkan vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun. Mendengar itu mereka antusias. Karena mereka yakin, vaksin bisa membuat sekolah kembali tatap muka.
"Dulu sekolah offline waktu kelas VII sekarang dah kelas IX. Pengen sekolah tatap muka lagi. Kalau sekolah online malah jadi takut nanya," ucap Kinan.
Baca juga: Jawaban Jokowi Setelah Kepsek Curhat Sambil Menangis Ingin Sekolah Tatap Muka
Kangen teman-teman
Hal serupa dirasakan Ghea. Ia sudah kangen sama teman-temannya. Makanya saat sekolah mengumumkan membuka pelayanan vaksin, ia langsung chat Kinan.
"Kita janjian kak. Aku chat, kita vaksin bareng yuk," ucap Ghea.
Setelah janjian vaksin bareng, orangtua mereka pun mendaftarkan vaksin hari ini di Darul Hikam.
Tadi pagi, mereka pergi dari rumahnya masing-masing seorang diri. Rencananya beres vaksin nanti, mereka hanya akan mengobrol dan pulang ke rumah.
Beberapa waktu lalu, mereka juga pernah bertemu di sekolah saat mengambil buku. Lalu mereka keliling kelas dan melihat kondisinya seperti apa sekarang.
Beres dari sekolah, mereka sempat main bareng dulu.
Ketika ditanya apakah mereka siap untuk vaksin, jawabannya siap. Namun Ghea sedikit degdegan, karena dia agak takut jarum suntik.
Baca juga: Takut Jarum Suntik, Seorang ASN Karawang Menangis Saat Divaksin