MADIUN, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh warga Kota Madiun yang menjalani isolasi mandiri menolak dipindahkan ke tempat isolasi terpusat.
Alasan mereka beragam, mulai dari memiliki rumah yang layak dipakai untuk isolasi mandiri hingga mempunyai anak.
“Untuk yang menolak sementara ada tujuh orang. Ada yang menolak alasan karena memiliki anak kecil di rumah, memiliki rumah yang layak isoman hingga mempunyai stok oksigen dan oksimeter sendiri,” kata Wali Kota Madiun Maidi saat memantau pemindahan warga isoman di Madiun, Senin (23/8/2021).
Menurut Maidi, Pemerintah Kota Madiun terus berupaya membujuk warga isoman yang menolak agar mau pindah ke tempat isolasi terpusat.
Sebab, pemindahan itu dilakukan untuk mempercepat kesembuhan mereka.
Baca juga: Eri Cahyadi Targetkan Vaksinasi di Surabaya Rampung 100 Persen dalam 40 Hari, Asalkan...
“Untuk mendorong mereka segera sembuh maka penanganannya harus di isoter. Apalagi isoter Pemkot Madiun saat ini yang kosong sekitar 200-an,” jelas Maidi.
Tak hanya itu, kata Maidi, penyintas Covid-19 yang pernah menjalani perawatan di tempat isoter akan diterjunkan untuk mengedukasi pasien isoman yang menolak dipindahkan.
Edukasi yang diberikan terkait kelengkapan fasilitas, jaminan makan, minum, dan obat-obatan selama menjalani perawatan di tempat isoter.
“Warga yang sudah pulang dari sana (penyintas Covid-19) nanti akan mendampingi pak lurah menjadi jubir kita. Mereka akan menyampaikan informasi kepada warga isoman yang tidak mau dipindah ke isoter. Pasalnya pemikiran orang di sana itu sepi dan bahaya dan tidak enak. Padahal di isoter semuanya terjamin,” ujar Maidi.