LAMPUNG, KOMPAS.com - Rencana pelepasliaran harimau berkaki buntung, "Batua" memantik pertanyaan dari kalangan publik.
Sejumlah warga mempertanyakan dan mengkhawatirkan harimau Sumatera (Panthera tigris sumateae) itu bertahan hidup di alam liar.
Dian Viana (36) warga Kemiling, Bandar Lampung mengaku heran kenapa satwa terancam punah itu justru dilepasliarkan.
"Iya, baru tahu tadi sore, saya baca di (media) online. Katanya besok. Ya aneh aja, kan dia (Batua) cacat, kakinya buntung," kata Dina saat dihubungi, Minggu (8/15/2021) malam.
Baca juga: Bebaskan Beruang Madu Kena Jerat, BBKSDA Riau Tak Temukan Luka Serius
Batua adalah harimau Sumatera yang kaki depan sebelah kanannya diamputasi setelah terkena jerat pemburu di Suoh, Lampung Barat pada Juli 2019 lalu.
Saat ini Batua dirawat dan menjadi penghuni Taman Konservasi Lembah Hijau, Kemiling.
Diana mengaku telah beberapa kali berkunjung bersama putri dan suaminya ke Lembah Hijau untuk melihat Batua.
"Kasihan banget, Bang. Itu dia jalan aja susah di dalam kandang. Nanti kalau dilepas di hutan, gimana caranya dia berburu?" kata Diana.
Baca juga: Harimau Sumatera Diduga Mati Keracunan Seusai Memangsa Kambing
Seharusnya dirawat di suaka margasatwa
Jamal (30) warga Bandar Lampung yang juga sering "menengok" Batua di Lembah Hijau, menyayangkan pertimbangan pelepasliaran harimau tersebut.
Menurut Jamal, dengan kondisi fisik yang kehilangan kaki depan itu, Batua seharusnya tetap dirawat di suaka satwa.
"Yakin nggak kalau dia (Batua) bisa dapat makan. Harimau kan berburu ya, nyergap mangsanya. Itu kan kakinya putus, terus gimana nanti," kata Jamal.
Jamal juga mengkhawatirkan potensi Batua kembali menjadi buruan pemburu liar saat sudah dilepasliarkan nanti.
"Jalan aja susah itu pas saya lihat di kandangnya. Nanti diburu lagi. Apa nggak kasihan?" kata Jamal.
Baca juga: Harimau Sumatera Masuk Permukiman Warga di Agam, Mangsa 7 Anjing