KOMPAs.com - Rusman (57) melalukan unjuk rasa tunggal di Jalan Pahlawan Kota Madiun yang tak jauh dari Kantor Wali Kota Madiun.'
Aksi tersebut ia lakukan karena ia ingin menjadi relawan Covid-19 setelah ia diberhentikan sebagai sopir taksi di Surabaya sejak setahun lalu.
Padahal ia harus menghidup istri dan empat anaknya yang masih sekolah.
Baca juga: Kisah Pilu di Balik Aksi Rusman di Jalanan Madiun, Di-PHK Sepihak dan Harus Hidupi 4 Anak
Saat beraksi, warga Desa Bedoho, Kecamatan Jiwan itu mengenakan masker dan kacamata hitam. Ia berdiri di depan patung orang berjualan pecel dan membentangkan poster.
“Saya korban PHK sepihak 15 tahun bekerja tanpa tali asih. Saya Juni 21 sudah vaksin 2X, tapi Juli 21 saya positif Covid (meski saya selalu patuh prokes 3M). Sekarang saya ingin bergabung jadi relawan Covid. Karena saya korban Covid-19 dan korban PHK sepihak. Dra Hj Khofifah, Bapak H. Achmad Dawami, Bapak H. Maidi. Tolong bantu saya (087817238832)," demikian tulisan dalam poster tersebut.
Baca juga: Bagikan Bantuan Beras dan Obat di Trenggalek, Danrem Madiun: Hampir Setiap Hari Saya Keliling...
Dihubungi Kompas.com, Ruman bercerita jika ada adalah korban PHK sepihak setelah 15 tahun menjadi sopir taksi di Surabaya. Ia diberhentikan dari pekerjaannya sejak setahun lalu.
Nurman pun tak ada pemasukan. Ia berusaha mencari pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencukupi kebutuhannya.Namun semuanya menolak Rusman dengan halus.
“Saya sudah cari ke mana-mana tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Rata-rata menolak secara halus. Ada yang bilang perusahaan tidak mampu menggaji saya karena pengalaman kerja saya yang sudah lama,” kata Rusman kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021) malam.
Karena tak ada jalan keluar ia pun nekat melakukan aksi tunggal di Jalan Pahlawan.
“Kemarin itu spontan. Selama pandemi ini saya betul-betul tidak ada kegiatan dan tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Rusman.
Baca juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Industri Beras Porang di Madiun
Sementara istrinya berjualan kue kecil-kecilan.
Ia mengakui pernah mendapatkan bantuan sembako dan lauk pauk yang habis dalam beberapa hari saja.
Karena itu ia berharap ada orang yang memeberikan pekerjaan pada dirinya. Walaipun sudah berusia 57 tahun, Rusman mengaku masih sanggup melakukan pekerjaan apapun.
“Saya kerja apa pun bisa. Saya jadi tukang kebun dan cleaning service juga bisa. Apa pun saya bersedia," tutur dia.