MAGELANG, KOMPAS.com - Candi Borobudur ikut terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas guguran pada Rabu (11/8/2021) malam.
Selain itu, Candi Mendut dan Candi Pawon yang lokasinya tidak jauh dari Candi Borobudur juga ikut terdampak.
Baca juga: Hujan Abu Tipis Turun di Magelang Setelah Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati menjelaskan, hasil pengamatan petugas, abu vulkanik Gunung Merapi yang menempel di bebatuan candi mencapai 4,7 gram per meter persegi.
Abu menempel di permukaan, masuk di pori-pori dan nat (sambungan) antarbebatuan.
"Kami sudah cek ke atas (Candi Borobudur), kami lihat abunya sangat tipis. Teman-teman dari laboratorium juga ke atas untuk mengambil data abu, mengukur ketebalan dan mendokumentasikan. Juga yang di Candi Mendut dan Pawon," terang Wiwit, kepada wartawan, Kamis (12/8/2021).
Wiwit mengaku akan berkonsultasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait kondisi terkini Gunung Merapi guna mengantisipasi dampak abu vulkanik.
Sejak naik ke level Siaga pada November 2020, Candi Borobudur dan Candi Mendut ditutup plastik terpal agar tidak terdampak hujan abu.
Baca juga: Arah Ancaman Erupsi Merapi Berubah, Terpal Penutup Stupa Candi Borobudur Dibuka
Namun, Balai Konservasi Borobudur membukanya kembali setelah BPPTKG mengeluarkan rekomendasi perubahan arah bencana erupsi Gunung Merapi.
“Kami akan konsultasi dengan BPPTKG apakah akan terjadi letusan kembali, apakah juga letusan kecil atau besar. Konsultasi ini untuk langkah kita ke depan apakah Candi Borobudur, Mendut dan Pawon ditutup kembali dengan terpal atau tidak," kata Wiwit.
"Sementara, prediksi saya melihat di lapangan, belum akan kita tutup dengan terpal. Kita tetap menunggu koordinasi dengan BPPTKG,” sambungnya.
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono mengatakan akan segera membersihkan abu yang menempel di batu ketiga candi tersebut.
Sebab, abu vulkanik mengandung zat yang bisa merusak batu candi berusia ribuan tahun itu.
"Abu yang menempel akan segera dibersihkan karena jika terlalu lama membahayakan karena sifatnya asam, dalam jangka waktu lama bisa mengganggu," kata Yudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.