Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Borobudur hingga Mendut Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi

Kompas.com - 12/08/2021, 19:48 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Candi Borobudur ikut terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas guguran pada Rabu (11/8/2021) malam.

Selain itu, Candi Mendut dan Candi Pawon yang lokasinya tidak jauh dari Candi Borobudur juga ikut terdampak.

Baca juga: Hujan Abu Tipis Turun di Magelang Setelah Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas

Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati menjelaskan, hasil pengamatan petugas, abu vulkanik Gunung Merapi yang menempel di bebatuan candi mencapai 4,7 gram per meter persegi.

Abu menempel di permukaan, masuk di pori-pori dan nat (sambungan) antarbebatuan.

"Kami sudah cek ke atas (Candi Borobudur), kami lihat abunya sangat tipis. Teman-teman dari laboratorium juga ke atas untuk mengambil data abu, mengukur ketebalan dan mendokumentasikan. Juga yang di Candi Mendut dan Pawon," terang Wiwit, kepada wartawan, Kamis (12/8/2021).

Wiwit mengaku akan berkonsultasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait kondisi terkini Gunung Merapi guna mengantisipasi dampak abu vulkanik.

Sejak naik ke level Siaga pada November 2020, Candi Borobudur dan Candi Mendut ditutup plastik terpal agar tidak terdampak hujan abu.

Baca juga: Arah Ancaman Erupsi Merapi Berubah, Terpal Penutup Stupa Candi Borobudur Dibuka

Namun, Balai Konservasi Borobudur membukanya kembali setelah BPPTKG mengeluarkan rekomendasi perubahan arah bencana erupsi Gunung Merapi.

“Kami akan konsultasi dengan BPPTKG apakah akan terjadi letusan kembali, apakah juga letusan kecil atau besar. Konsultasi ini untuk langkah kita ke depan apakah Candi Borobudur, Mendut dan Pawon ditutup kembali dengan terpal atau tidak," kata Wiwit.

"Sementara, prediksi saya melihat di lapangan, belum akan kita tutup dengan terpal. Kita tetap menunggu koordinasi dengan BPPTKG,” sambungnya.

Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono mengatakan akan segera membersihkan abu yang menempel di batu ketiga candi tersebut.

Sebab, abu vulkanik mengandung zat yang bisa merusak batu candi berusia ribuan tahun itu.

"Abu yang menempel akan segera dibersihkan karena jika terlalu lama membahayakan karena sifatnya asam, dalam jangka waktu lama bisa mengganggu," kata Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com