SAMARINDA, KOMPAS.com – Jumlah kasus positif Covid-19 di Kalimantan Timur (Kaltim) sejak empat pekan terakhir tidak kunjung melandai.
Padahal, selama masa itu, delapan daerah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV.
Memasuki pekan pertama Agustus, penambahan kasus positif masih tinggi sebagaimana terjadi sejak Juli 2021.
Kasus aktif masih atas 1.000 sampai 2.000 kasus per hari.
Hal itu membuat Kaltim jadi satu dari empat provinsi lain yang disorot Presiden Jokowi karena kasus positif Covid-19 tinggi.
Hingga Selasa (10/8/2021), total akumulasi kasus terkonfirmasi positif di Kaltim mencapai 133.826 kasus.
Sebanyak 110.584 di antaranya sudah sembuh dan 19.115 masih dalam perawatan serta 4.127 meninggal.
Kompas.com merangkum perjalanan PPKM di Kaltim selama empat pekan terakhir dan laporan kasus harian tim Satgas Covid-19 yang tak menunjukkan tren penurunan.
Pernah landai
Pada Mei 2021, kasus Covid-19 di Kaltim seperti laporan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 sempat melandai hingga di bawah 50 kasus per hari.
Masa ini dianggap Kaltim telah melewati puncak penularan pandemi sejak awal tahun.
Kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan yang sebelumnya dibatasi dan diawasi ketat pada awal-awal pandemi terlihat makin longgar.
Meski begitu, tetap ada pembatasan-pembatasan. Namun, kontrol petugas atas pembatasan itu tak seketat di awal-awal pandemi.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Kaltim Tinggi, Satgas Singgung Soal Isolasi Mandiri
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa menyebutkan, banyak orang tak taat prokes terjadi sejak kasus melandai.
Itu terjadi bahkan dari level keluarga seperti kumpul keluarga tanpa masker, nongkrong di kafe, mal, pasar, acara nikahan, hingga acara keagamaan.
“Coba lihat dulu (kasus landai) di mana-mana, tempat umum, di jalanan, orang jarang pakai masker, orang berkumpul sana-sini, keramaian sana-sini,” ungkap dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/8/2021).
Kondisi itu, kata dia, memicu ledakan kasus saat ini.