JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diambil oleh pemerintah, sebagai solusi untuk menekan jumlah penyebaran virus corona di Pulau Jawa dan Bali.
Kebijakan ini menuai kontra dari banyak pihak, khususnya masyarakat yang aktivitas ekonominya terbatas.
Namun, kebijakan itu nyatanya adalah solusi yang bisa menurunkan jumlah kasus Covid-19.
Sebagai contoh, terjadi penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Barat.
Kompas.com mencoba merangkum sebagian kecil informasi mengenai keberhasilan PPKM di Jabar.
Berikut faktanya:
1. BOR di bawah standar WHO
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dewi Sartika mengatakan, jumlah keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) menurun pada Jumat (6/8/2021).
Bahkan, angka BOR jauh di bawah standar WHO yang ditetapkan maksimal 60 persen.
“Yang menggembirakan, keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun. Hari ini sudah di angka 48,13 persen, turun 2,22 persen dari hari sebelumnya," kata Dewi.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jabar Terus Menurun, Kini BOR Tinggal 48,13 Persen
2. Positivity rate menurun
Selain itu, menurut laporan pada hari yang sama, positivity rate atau rasio positif turun menjadi 40 persen.
Padahal, pada pekan lalu, angka positivity rate masih di angka 52 persen, atau dari 100 orang yang diperiksa, ditemukan 50 orang yang positif Covid-19.
3. Zona merah berkurang
Berdasarkan data yang diperoleh pada Kamis (5/8/2021), jumlah daerah berisiko tinggi atau zona merah di Jabar menurun setelah perpanjangan PPKM pada 26 Juli-1 Agustus 2021.
Sebelumnya, semua wilayah zona merah.
Namun, pada Kamis ini, ada 12 kabupaten/kota yang berisiko tinggi dan 15 daerah berisiko sedang.