ENDE, KOMPAS.com - Air di salah satu kawah di Danau Tiga Warna Kelimutu, Tiwu Atambupu, menyusut sejak beberapa bulan lalu.
Pemerintah Kabupaten dan DPRD Ende memberikan rekomendasi agar digelar upacara adat Pati Ka (memberi makan dan minum kepada leluhur di Kelimutu).
Menindaklanjuti rekomendasi itu, Komunitas Adat Penyangga Danau Kelimutu yang terdiri dari 21 mosalaki atau tetua adat, melakukan ritual Pati Ka di puncak pada Sabtu (31/7/2021).
Ketua Forum Komunitas Adat Kelimutu Yohanes Don Bosco Watu menjelaskan, upacara Pati Ka dilakukan untuk meminta kepada leluhur agar air yang surut di Tiwu Atambupu dapat kembali naik.
Selain itu, upacara itu dilakukan agar Kabupaten Ende dijauhkan dari wabah penyakit dan diberikan Kesembuhan.
“Prosesi Pati Ka diawali dengan pembacaan doa bersama oleh para mosalaki (tetua adat). Doa dipanjatkan untuk meminta Tuhan dan leluhur memberkat makanan dan minuman yang akan dipersembahkan untuk para leluhur. Makanan itu diletakkan di atas piring saji. Makanan berupa nasi beras merah dengan lauk pusu ate babi (hati dan jantung Babi) serta minumannya ada air putih, kopi,” jelas Yohanes kepada Kompas.com, Rabu (4/8/2021).
Ia mengatakan, masing-masing mosalaki (tua adat) membawa satu piring saji yang berisi makanan untuk para leluhur.
Setelah diberkati, piring sesaji itu dibawa ke batu arwah dengan suasana hening.
Baca juga: Festival Kelimutu Bakal Digelar di Pertengahan Agustus dengan Mematuhi Prokes
Begitu sampai di batu arwah, para mosalaki duduk melingkar di sekitar tempat tersebut.
“Para mosalaki langsung memulai ritual dengan memanjatkan doa untuk para leluhur. Setelah itu, barulah mereka ‘memberi makan' roh para leluhur dengan meletakkan nasi beras merah dengan lauk daging babi di atas batu arwah,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.