KEDIRI, KOMPAS.com - Perangkat kelurahan sebagai perwakilan pemerintah di tingkat bawah merupakan ujung tombak penanggulangan pandemi Covid-19.
Sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat, kelurahan dituntut piawai agar kebijakan pemerintah pusat bisa diterapkan di masyarakat.
Sehingga tak jarang, agar program dan kebijakan tersebut bisa berhasil, para lurah dan perangkatnya harus lebih kreatif.
Perihal kreativitas itu, sebuah kelurahan di Kota Kediri, Jawa Timur, melakukannya. Saat mengetahui banyak warga yang enggan ikut vaksinasi, kelurahan lantas membuat sebuah kebijakan.
Kebijakan tersebut jauh dari nuansa menekan, apalagi menakut-nakuti warga. Bahkan kebijakan sebagai alat pendekatan itu cenderung menyenangkan dan bisa menumbuhkan kebanggaan bagi warganya.
Kebijakan yang dibuat oleh Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, tersebut dalam bentuk lomba, yang bisa diikuti seluruh rukun tetangga (RT) ada di wilayah itu.
Lomba tersebut dinamakan "Lomba Kebersihan Tingkat RT" dengan PKK sebagai pelaksananya. Di mana kriterianya adalah lingkungan bersih dan indah, bebas dari narkoba, ketaatan protokol kesehatan, dan partisipasi vaksin.
Kelurahan sengaja memasukkan dua kriteria terakhir sebagai syarat lomba. Kriteria itu juga memiliki nilai signifikan dalam perlombaan.
Baca juga: Perjuangan Bripka Anom Layani 90 Pasien Isoman di Jayapura, Rajin Sosialisasi meski Kadang Diejek
Sebagaimana lomba pada umumnya, lomba yang berlangsung pada 1 Juli-17 Agustus 2021 tersebut juga ada hadiahnya.
Hadiahnya cukup besar, mencapai Rp 25 juta. Selain bentuk uang tunai, hadiahnya juga berbentuk sejumlah peralatan rumah tangga.
Lurah Burengan Adi Sutrisno mengatakan, ide dan konsep perlombaan tersebut memang didasari dari temuan lapangan, masih banyak warga yang enggan mengikuti vaksinasi.
"Jadi itu untuk memotivasi warga agar ikut vaksin. Sekaligus agar menjaga kebersihan rumah mau pun lingkungannya," ujar Adi Sutrisno saat berbincang, Sabtu (31/7/2021).
Percepatan vaksinasi itu, menurutnya, harus segera dilakukan karena jumlah kasus paparan corona di wilayahnya cukup tinggi.
Dari 16-31 Juli, sudah ada 46 orang yang terkonfirmasi positif.
"Adapun yang isoman, saat ini ada 25 orang," ungkapnya.