PAMEKASAN, KOMPAS.com - Munadi (36), warga Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, akan mengingat perjuangannya melawan Covid-19.
Munadi sembuh setelah beberapa pekan dirawat karena terpapar Covid-19. Namun, enam anggota keluarganya meninggal dalam waktu berdekatan.
Munadi menceritakan, semua itu bermula ketika ibunya meninggal pada 3 Juli 2021.
"Tanggal 1 ibu sakit. Tiga hari kemudian meninggal. Kata bidan desa yang memeriksa kesehatannya terserang tipus," kata Munadi saat dihubungi melalui telpon seluler, Kamis (29/7/2021).
Banyak keluarga dan warga yang terlibat saat proses memandikan hingga pemakaman jenazah ibu Munadi.
Munadi yang saat itu demam dan sesak napas tetap ikut dalam proses pemakaman sang ibunda.
Baca juga: Warga Isoman Tolak Dipindah di Isolasi Terpadu, Wali Kota Madiun Pinjami Oksimeter
"Saat pulang dari pemakaman, demam dan sesak saya semakin parah. Bahkan saya tidak bisa berjalan dan harus dibawa pulang menggunakan kendaraan," imbuh Munadi.
Munadi lalu memeriksa diri ke dokter. Ia pun divonis menderita tipus.
Namun, karena khawatir kondisinya mengarah kepada Covid-19, mantan ketua suporter Madura United ini melakukan tes cepat antigen.
Hasilnya reaktif. Belakangan, Munadi menduga ibunya meninggal karena Covid-19. Sebab, ibunya mengalami gejala Covid-19, seperti demam tinggi dan batuk.
"Andai ibu saya juga di-swab, kemungkinan besar juga positif," kata Munadi.
Isolasi mandiri, keluarga meninggal dalam waktu berdekatan
Setelah dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat antigen, Munadi memilih melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Ia meninggalkan rumah ibunya di Desa Bajur, Kecamatan Waru, Pamekasan. Selama isolasi mandiri, Munadi dirawat sang istri. Munadi pun membutuhkan bantuan oksigen medis.