KARAWANG, KOMPAS.com - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengungkap penyebab angka kematian akibat Covid-19 di Karawang tinggi.
Hingga Minggu (25/7/2021) angka kematian akibat Covid-19 sejumlah 1.532. Hari Minggu terdapat 23 orang yang meninggal. Meski masuk lima besar penyumbang angka kematian tertinggi di Jawa Barat, positive rate dan fatality rate cenderung menurun.
Pada 5 Juli 2021 kasus harian Covid-19 meningkat. Dari 4 Juli 2021 bertambah 135 orang menjadi 792 orang dalam sehari. Bahkan pada 8 Juli 2021 bertambah 1.106 orang dengan kasus aktif pada hari itu 5.731. Pada 10 dan 11 Juli kasus aktif menjadi 6.132 dan 6.015 kasus.
Baca juga: Cerita Warga Karawang Ikut Vaksinasi, Ingin Menjaga Kesehatan Diri, Keluarga, dan Lingkungan
Namun mulai 18 Juli 2021 terdapat tren penurunan penambahan harian kasus. Hari itu penambahan orang yang terkonfirmasi positif sejumlah 243. Angka kesembuhan pun meningkat. Empat hari lalu, bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19 di angka 89,6 persen. Kecuali ICU masih 100 persen.
"Positif rate menurun, terkonfirmasi postif juga menurun. Kalau dulu orang pada di IGD sekarang tidak. Gak perlu nunggu lama-lama lagi dan fatality rate-nya juga menurun, meski belum signifikan," kata Cellica.
Baca juga: Agar Bisa Beroperasi 100 Persen, Ada Perusahaan di Karawang Berubah Jadi Sektor Kritikal
Cellica menyebut selama Juni hingga Juli, terjadi lonjakan jumlah kematian akibat Covid di semua daerah.
Di Karawang sebanyak 57,2 persen disebabkan karena terpapar varian baru dihitung dari awal pandemi.
Angka kematian tidak hanya didominasi orang lanjut usia. Tetapi juga usia produktif dan anak-anak.
"Dari hasil analisis kami, ternyata 94,4 persen saudara atau orangtua kita belum mendapatkan vaksinasi," ujar dia.
Baca juga: Kuliah di Al Azhar Mesir, Mahasiswa Ini Meninggal Ditabrak Mobil, Bupati: Dia Kebanggaan Karawang...