KARAWANG, KOMPAS.com - Bagi Kanta Kurnia, Feri Irawan adalah kebanggaan Karawang. Salah satu putra terbaik Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat.
Kepala Desa Wanakerta itu menyebut saat hendak berangkat menimba ilmu di Al Azhar, Mesir, Feri dan orangtuanya, Pepen Efendi (50) dan Mumun (45), menyambanginya ke rumah.
"Dia bersama orangtua memohon doa restu mau menimba ilmu di Mesir," ujar Kanta kepada Kompas.com, Jumat (23/7/2021) malam.
Baca juga: Akui Kesalahan, Anggota DPRD Bongkar Tembok Penutup Akses Rumah Tahfiz di Makassar
Feri diketahui berangkat ke Kairo, Mesir pada 2018. Ia merupakan mahasiswa jurusan Syariah di Universitas Al Azhar.
Perwakilan Alumni Al Azhar M. Ramdhan, menyebut pada 7 Juli 2021, Feri keluar untuk membantu temannya memfotokopi berkas. Namun Feri hilang kabar.
"Jadi memang info dari rumah sakit beliau tertabrak oleh mobil dengan kecepatan cukup tinggi," ujar dia.
Ia pun bersyukur pada 22 Juli 2021 jenazah Feri sudah bisa dipulangkan ke Indonesia, setelah sebelumnya sempat terkendala administrasi dan investigasi. Hal itu berkat bantuan berbagai pihak.
"Berkat Ibu Bupati Karawang juga teman-teman alumni Al Azhar juga kebetulan disambungkan oleh Kang Fadli Zon, alhamdulillah sampai ke sana untuk perkara pengambilan jenazah di Mesir," ungkap Ramdhan.
Minang (45), sepupu Feri, menyebut sang ayah mendapat kabar duka itu saat tengah memimpin tahlil di rumah warga.
Ayahnya diketahui amil di Dusun Parungsela, RT 004, RW 002, Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang. Sang ayah juga membuka bengkel las motor.
"Kabar duka itu datang malam-malam," ucap dia.
Menurut Minang, bungsu dari lima bersaudara itu berperangai baik dan dan rajin. Meski pun begitu tetap bergaul dengan lingkungan sekitar.
"Dia rajin ngaji. Kemudian belajar di Al Ijtihad Cianjur lalu dapat beasiswa ke Mesir," kata dia.
Bupati Karawang Cellica Nurrchadiana turut mengungkapkan duka atas meninggalnya Feri Irawan.
"Dia kebanggaan Karawang," kata Cellica.