BLITAR, KOMPAS.com - Ratusan petani tebu menggeruduk acara peluncuran kegiatan penghijauan hutan gundul di wilayah selatan Kabupaten Blitar, Kamis (22/7/2021).
Mereka juga nyaris mengeroyok seorang pegiat lingkungan setempat.
Akibatnya, seremoni yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso di depan rumah dinas kepala resort pemangku hutan (KRPH) di Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto itu berubah menjadi kericuhan.
Baca juga: Usai Ambil Paksa Jenazah Covid-19 dari RS, 2 Orang Positif Corona
Pegiat lingkungan nyaris dikeroyok
Para petani memrotes acara tersebut karena dianggap akan menutup ratusan hektar lahan tebu yang selama ini mereka tanam di lahan kosong milik Perhutani.
"Jangan seenaknya saja mau membabat tanaman tebu kami," teriak salah satu petani.
Seorang pegiat lingkungan setempat, Agus Budi Sulistyo, nyaris dikeroyok para petani yang marah ketika dirinya berusaha memberikan penjelasan mengenai kegiatan penghijauan lahan hutan gundul.
Bentrok antara para petani dengan sejumlah warga dari desa-desa yang mendukung penghijauan juga nyaris terjadi.
Baca juga: Cerita Hasanah, PMI yang Lahirkan Bayi Saat Karantina di Asrama Haji, Persalinan Gunakan Kain Ihram
Para petani juga sempat mencabuti sejumlah banner dan poster acara.
Kericuhan mereda setelah petugas kesatuan pemangkuan hutan (KPH) Blitar Teguh Jati Waluyo memberikan penjelasan terkait kegiatan penghijauan yang sedianya diluncurkan.
Para petani kemudian bersedia membubarkan diri setelah mendapatkan kepastian bahwa tanaman tebu mereka tidak akan diganti dengan tanaman lain, sebelum ada kesepakatan dengan semua pihak terkait.
Baca juga: Saya Yakin Waktu Diangkat ke Bed, Istri Saya Sudah Meninggal