BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi temukan bom molotov dan amankan sejumlah pemuda yang diduga melakukan perusakan fasilitas umum saat long march unjuk rasa penolakan dilanjutkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Bandung.
Kepala Polisi Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Komisaris Besar (Kombes) Ulung Sampurna Jaya mengatakan, bahwa unjuk rasa ini berawal dari aksi di media sosial untuk mengajak para mahasiswa, ojek online (Ojol), dan pedagang kaki lima untuk melakukan demo.
Aksi unjuk rasa awalnya berjalan seperti biasa di Balai Kota Bandung. Namun, tak lama kelompok berbaju hitam pun mulai masuk ke kerumunan.
Saat aspirasi diterima pemerintah setempat, massa Ojol dan PKL pun akhirnya membubarkan diri mengikuti arahan petugas kepolisian.
"Namun kita ketahui bahwa ojol dan kaki lima tidak akan ikut campur karena ini urusannya akan mengganggu Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) Kota Bandung sehingga mereka memisahkan diri," ucap Ulung di Gedung Sate, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Viral, Video Ratusan Driver Ojol Konvoi Penuhi Jalanan Kota Bandung Sambil Teriak Buka Buka
Ulung menduga ada oknum kelompok yang hendak membuat situasi tidak kondusif di Kota Bandung.
"Adapun mahasiswa yang unjuk rasa itu sekitar 150 orang dan itu ditunggangi pihak lain yang akan membuat Kota Bandung ini tidak kondusif," ujarnya.
Ketika massa Ojol dan PKL membubarkan diri, ada kelompok lain diluar massa Ojol dan PKL, melakukan long march ke Gedung Sate atau Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Mereka melakukan long march ke Gedung Sate, tetapi sesampainya di perempatan jalan mereka melakukan penutupan jalan, dengan melakukan orasi, sehingga menjadi kemacetan panjang," jelasnya.